Kaligrafi Tiongkok

Ilustrasi asam lambung (Foto: 9nong via Getty Images)

Menjelang momen Ramadan, salah satu masalah yang kerap dihadapi saat momen puasa adalah penyakit asam lambung atau gastroesophageal reflux disease (GERD).

GERD adalah penyakit asam lambung yang disebabkan oleh melemahnya katup atau sfingter yang terletak di kerongkongan bagian bawah.

Normalnya, katup ini akan terbuka untuk memungkinkan makanan dan minuman masuk menuju lambung dan dicerna. Saat makanan atau minuman masuk ke lambung, katup ini akan tertutup guna mencegah isi lambung kembali naik ke kerongkongan.

Namun pada penderita GERD, katup ini melemah, sehingga tidak dapat menutup dengan baik. Akibatnya, isi lambung yang berisi makanan dan asam lambung naik ke kerongkongan.

Jika kondisi ini terjadi terus-menerus, lapisan kerongkongan akan mengalami iritasi hingga peradangan dan lama kelamaan menjadi lemah.

Selama berpuasa, perut umumnya masih memproduksi asam lambung. Namun, saat perut kosong selama puasa, cairan asam akan menumpuk di perut.

Jika ini terus berlanjut, cairan asam akan mengalir ke tenggorokan Sahabat DAAI, serta menyebabkan nyeri dada dan tenggorokan.

Efek samping puasa ini, biasanya hanya terjadi selama beberapa hari pertama menjalani puasa. Setelah terbiasa, tubuh Sahabat DAAI akan beradaptasi dan gejala asam lambung bisa lebih mudah dihindari.

Jika Sahabat DAAI mengalami gejala asam lambung saat berpuasa, cobalah beberapa cara berikut untuk menghindarinya.

 

1. Hindari Konsumsi Buah Asam

Buah seperti jeruk, lemon, jeruk keprok, dan jeruk bali termasuk buah yang sangat asam. Jika memungkinkan, Sahabat DAAI bisa mengurangi konsumsi makan buah ini saat sahur atau berbuka puasa.

Jika dirasa sulit, Sahabat DAAI bisa meminimalkan porsinya, atau berikan jeda beberapa hari saat ingin mengonsumsi buah tersebut. Perbanyak makan sayuran hijau atau buah-buahan lain yang tidak akan memicu asam lambung.

 

2. Hindari Minum Kopi Saat Perut Kosong

Kopi adalah salah satu dari sedikit minuman yang bisa dikonsumsi selama berpuasa. Namun, kalau Sahabat DAAI mengalami gejala asam lambung, maka lebih baik batasi asupan kopi dalam sehari.

Apabila gejala tidak hilang, Sahabat DAAI perlu menghentikan konsumsi kopi untuk sementara waktu.

 

3. Jangan Rebahan Setelah Makan

Sahabat DAAI wajib menghindari tidur atau rebahan setelah makan. Pasalnya, tidur setelah makan bisa meningkatkan risiko penyakit asam lambung. Apalagi, tidur atau berbaring setelah makan dalam porsi banyak juga tidak baik untuk kesehatan lambung.

Kondisi perut yang tidak nyaman, baik itu karena GERD maupun masalah lainnya akibat tidur setelah makan, bisa membuat Sahabat DAAI sulit tidur nyenyak. Jika kebiasaan ini terus berulang, risiko mengalami insomnia pun akan semakin tinggi.

Berbaring dengan perut kenyang memperburuk refluks asam. Jangan berbaring selama dua jam setelah makan.

 

4. Jangan Memanjakan Diri Sendiri Saat Berbuka Puasa

Sahabat DAAI sangat wajar jika merasa sangat lapar di akhir masa puasa, tetapi cobalah untuk tidak terlalu memaksakan diri dengan makanan berat, berminyak, atau bergula saat berbuka puasa.

Sebaliknya, Sahabat DAAI bisa memperhatikan asupan yang masuk ke perut dengan berbuka puasa dengan menu yang lebih aman seperti sup. Kemudian, makan menu dengan sumber protein dan selesaikan pola makan dengan karbohidrat.

 

5. Makan dan Kunyah Perlahan

Sahabat DAAI perlu memastikan untuk makan dengan perlahan dan mengunyah makanan dengan benar.

Jangan makan terburu-buru agar makanan bisa hancur dengan sempurna, serta membuat perut lebih mudah mencernanya.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini: