
Ilustrasi kanker usus (Foto: RyanKing999 dari Canva Pro)
Kanker usus besar (colon cancer) adalah masalah kesehatan berupa tumbuhnya sel kanker pada usus besar. Penyakit ini ditandai dengan perubahan pola buang air besar secara terus menerus, bahkan bisa menyebabkan BAB berdarah.
Usus besar adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menyerap air, mineral, dan beberapa nutrisi yang tersisa dari makanan. Proses ini, akan mengubah sisa makanan menjadi feses dan dikeluarkan melalui proses buang air besar.
Meski demikian, usus besar juga tidak luput dari berbagai risiko kesehatan, misalnya seperti kanker usus besar.
Berdasarkan data Globocan (2018), salah satu kanker tertinggi kedua yang dialami pria adalah kanker kolorektal dengan jumlah kasus baru mencapai 30.017 (8,6%).
Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Gastroentero Hepatologi dr. Hendra Nurjadin, Sp.PD-KGEH., menjelaskan, kanker usus besar ditandai dengan kemunculan polip atau benjolan di dalam usus.
Namun, tidak semua polip terindikasi berbahaya, sehingga pasien perlu melakukan skrining lebi lanjut untuk mengetahui karakteristik polip tersebut.
Umumnya, kata dr. Hendra, kanker usus besar biasanya tidak menimbulkan gejala awal, sehingga banyak penderita yang tidak sadar dan baru menyadarinya setelah kanker berubah menjadi ganas.
Menurut dr. Hendra, sebagian besar kasus kanker usus besar tidak diketahui penyebabnya (sporadis). Namun, beberapa kasus juga menunjukkan bahwa kanker usus besar bisa disebabkan oleh masalah genetik, perkembangan dari peradangan usus, sampai riwayat pasien yang punya banyak polip.
Baca Juga: Wanita Wajib Waspada, Begini Cara Mencegah Kanker Serviks
Meskipun penyebab utamanya masih belum diketahui, tetapi Sahabat DAAI bisa melakukan beberapa langkah pencegahan ringan untuk meminimalkan risiko kanker usus besar.
“Kita harus mencoba buang air besar dengan rutin, pastikan untuk mengurangi konsumsi makanan yang merangsang seperti alkohol, rokok, atau makanan yang terlalu asin, serta menghindari konsumsi makanan yang proses pematangannya menggunakan bahan-bahan yang tidak jelas materialnya,” ujar dr. Hendra dikutip dari YouTube DAAI Family, Rabu (19/4).
dr. Hendra melanjutkan, umumnya kasus kanker usus besar terjadi sesuai dengan umur penderitanya. Bisa dibilang, anak-anak akan jarang terkena kanker usus besar.
Untuk memastikan usus bebas dari polip, Sahabat DAAI bisa melakukan colorectal cancer screening (tes skrining kanker kolorektal). Selain mengantisipasi kanker usus besar, tes ini juga bisa dilakukan untuk meningkatkan awareness masyarakat terhadap penyakit ini.
Pada tahap awal, biasanya kanker usus besar tidak menunjukkan gejala khusus. Untuk itu, gejala kanker usus besar kebanyakan baru diketahui saat kanker sudah dalam kondisi parah.
Meski demikian, Sahabat DAAI perlu waspada jika menemukan darah di dalam feses, apalagi jika berlangsung selama lebih dari empat minggu.
Selain itu, jika ukuran feses kerap berubah dari awalnya besar menjadi lebih kecil dan terjadi secara terus menerus, Sahabat DAAI juga perlu memeriksakan diri ke dokter.
Gejala umum lain dari kanker usus besar yang penting untuk diketahui adalah perut kembung dan kram, diare atau sembelit (konstipasi), BAB berdarah, perubahan bentuk dan warna pada feses, penurunan berat badan secara drastis tanpa alasan yang jelas, siklus haid yang terganggu pada wanita, lemas, serta kurang darah atau anemia.
Baca Juga: Risiko Kanker Terhadap Vegetarian, Apakah Lebih Rentan?
Beberapa tindakan medis untuk mengobati kanker usus besar, adalah tindakan operasi, imunoterapi, kemoterapi, dan radioterapi.
Perkembangan dari polip kecil menjadi kanker biasanya membutuhkan waktu yang lama, berkisar antara 10 tahun sampai 15 tahun.
“Kalau ada riwayat keluarga atau orang tua (yang terkena kanker), kita sudah bisa mulai tes kanker pada usia 40 tahun, tetapi jika tidak ada riwayat kanker di keluarga, maka kita bisa mulai untuk skrining di umur 50 tahun,” tutup dr. Hendra.