Kaligrafi Tiongkok

Konser Coldplay di Indonesia (Foto: twitter.com/coldplay)

Band rock asal Inggris, Coldplay berhasil melangsungkan konser pertamanya di Indonesia dengan meriah, pada Rabu (15/11).

Grup musik Coldplay menggelar konser bertajuk Music of the Spheres World Tour di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta.

Sama seperti rangkaian tur di negara lainnya, Coldplay berkomitmen untuk membuat tur album Music of the Spheres berdampak baik bagi lingkungan dan rendah karbon.

Terutama dengan memangkas emisi karbon selama konser dengan target hingga 50% dibandingkan dengan tur mereka sebelumnya pada tahun 2016-2017 dan mendukung teknologi ramah lingkungan.

Berdasarkan data yang dihimpun dari situs web Coldplay, selama 12 bulan Music of The Spheres Tour ini berlangsung telah menghasilkan emisi CO2e 47% lebih sedikit daripada tur stadion terakhir mereka di tahun 2016-2017.

Data emisi ini dikumpulkan, dinilai, dan divalidasi secara independen oleh Prof. John E. Fernandez dari Inisiatif Solusi Lingkungan MIT.

Pada tahun kedua tur ini, Coldplay telah mulai menjalankan seluruh pertunjukan seperti audio, lampu, laser, dan sebagainya, menggunakan sistem baterai listrik. Hal ini, memungkinkan mereka untuk menggunakan 100% energi terbarukan seefisien mungkin.

Coldplay juga telah menggunakan kendaraan listrik dan bahan bakar alternatif di mana dan kapan saja, serta mengurangi limbah dan penggunaan plastik seminimal mungkin.

“Ini adalah awal yang baik dan sesuatu yang patut dibanggakan oleh kru kami yang luar biasa, tetapi jelas masih ada ruang untuk perbaikan,” ujar Coldplay dalam situs resminya.

Untuk meningkatkan persentase pengurangan emisi karbon, pada konser di Jakarta stadion konser Coldplay dipasangi lantai kinetik dan sepeda statis yang bisa menghasilkan listrik saat para penonton melompat atau mengayuh pedal sepeda.

Setiap lantai kinetik dapat menampung puluhan orang yang akan menghasilkan listrik ketika ada gerakan di atasnya.

Sebelum konser dimulai, para penggemar bisa mencoba lantai kinetik dan melihat berapa banyak energi yang mereka hasilkan selama melompat di atasnya.

Di sisi lain, sepeda statis yang dipasang di stadion konser dapat menghasilkan energi rata-rata 200 watt dan menjadi sumber energi selama konser berlangsung.

Energi ini, akan disimpan dalam sebuah baterai isi ulang yang juga berasal dari sumber daur ulang. Semua energi tersebut, akan memotong emisi karbon selama konser Coldplay hingga lebih dari 50%.

Insiatif Ramah Lingkungan di Indonesia

Ada beberapa inisiatif ramah lingkungan yang diterapkan Coldplay selama melaksanakan konser di Jakarta, yakni sebagai berikut.

Reduce: Berkomitmen untuk mengurangi dan mengganti plastik sekali pakai.

Recycle: Menyediakan tempat sampah daur ulang di dalam area konser, sehingga penonton bisa memilah sampah sesuai dengan jenisnya.

Tempat Isi Ulang Air Minum: Ada lebih dari 30 tempat pengisian ulang air minum yang tersedia bagi para penggemar di lokasi konser.

Selama konser Coldplay, para penonton diimbau untuk membawa botol plastik transparan yang dapat digunakan kembali, serta tidak diperbolehkan membawa botol berbahan logam atau kaca.

Transportasi Umum

Demi mengurangi jejak karbon, pihak promotor konser Coldplay mengimbau penonton untuk menggunakan transportasi umum dari dan menuju lokasi konser.

Untuk mengakses lokasi konser, penonton bisa mengunakan Transjakarta, lalu turun di Halte Gelora Bung Karno dan Polda Metro Jaya.

Selain itu, penonton juga menggunakan MRT Jakarta dengan jam operasional yang diperpanjang. Berdasarkan informasi dari promotor, kereta terakhir dari Stasiun Istora Mandiri dan Stasiun Senayan berangkat pukul 1.10 WIB.

 

Gelang LED Daur Ulang

Salah satu hal yang menjadi sorotan utama dalam konser Coldplay, adalah gelang LED yang digunakan oleh para penonton.

Setiap penonton yang datang ke konser Coldplay akan dipinjamkan gelang yang wajib dikembalikan setelah konser berakhir.

Gelang LED ini bisa berubah warnanya dikendalikan oleh sinyal radio. Gelang unik ini diprogram untuk membuat beragam efek visual selama konser. Selain itu, cahaya dari gelang dapat menyesuaikan dengan beat lagu yang sedang dinyanyikan.

Mengutip dari Pixmob, gelang tersebut diketahui terbuat dari plastik yang ramah lingkungan. Ini adalah gelang plastik berbahan dasar tanaman yang dapat dikomposkan.

Gelang LED pada konser Coldplay, terbuat dari plastik nabati yang bersumber dari tebu dan dapat didaur ulang. Plastik PLA olahan yang digunakan pada gelang 7-LED memiliki jejak karbon 400% lebih rendah dari plastik biasa (PET) dengan 500 kg CO2 eq./tonne polimer.

Menggunakan 17 gram plastik PLA di setiap gelang 7-LED, total emisi untuk 1 juta unit diperkirakan mencapai 8.500 kg CO2 eq. Menurut US EPA, jumlah ini setara dengan 1,8 mobil yang dikendarai selama satu tahun yang dapat diserap oleh 141 pohon yang ditanam selama 10 tahun.

Untuk mengurangi kebutuhan bahan baku, gelang ini didesain untuk dapat diperbaiki di tempat dengan menggunakan alat sederhana, sehingga produk ini mudah dibersihkan dan digunakan kembali.

Di akhir masa pakai produk, casing plastik gelang dapat dilepas dan terurai setelah 2 bulan di komposter industri atau 2 tahun di kompos biasa.

Berdasarkan data terakhir yang tampilkan, tingkat daur ulang untuk gelang LED di Tokyo mencapai 97%, Kopenhagen 96%, Buenos Aires 94%, dan Kaohsiung mencapai 93%.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini: