Kaligrafi Tiongkok

Perpustakaan dari buku bekas (Foto: Muhammed Selim Korkutata/Anadolu Agency)

Sejumlah petugas kebersihan di Kota Ankara, Turki, membuat perpustakaan dan mengisinya dengan buku-buku yang dibuang ke tempat sampah.

Para petugas kebersihan di pusat kebudayaan dan keuangan Ankara, mempunyai misi untuk memilah buku dari tempat sampah.

Mereka mendirikan perpustakaan umum di distrik Çankaya, Ankara, dengan buku-buku yang mereka kumpulkan dari tempat sampah atau tempat pembuangan akhir (TPA).

“Kami sebenarnya membantu mengembalikan nilai pada buku-buku yang dibuang ke tempat sampah,” ujar Kepala Sumber Daya Manusia Sema Keskaya dikutip dalam keterangannya, Selasa (22/8).

 

Ide Awal

Keskaya melanjutkan, ide awal pendirian perpustakaan ini muncul setelah para pekerja berpikir untuk memenfaatkan kembali buku-buku yang dibuang.

Selama berbulan-bulan, para petugas kebersihan mengumpulkan buku-buku yang dibuang oleh pemiliknya. Seiring dengan tersebarnya koleksi tersebut, warga juga mulai mendonasikan buku secara langsung.

Awalnya, buku-buku tersebut hanya tersedia untuk dipinjam oleh karyawan dan keluarganya. Namun, seiring berkembangnya koleksi dan minat masyarakat, perpustakaan tersebut akhirnya dibuka untuk umum pada tahun 2017 lalu.

Perpustakaan tersebut berlokasi di pabrik batu bata yang sebelumnya kosong di kantor pusat departemen sanitasi. Memiliki fasad bata tua dan koridor panjang, ruangan itu pun dianggap ideal untuk dijadikan perpustakaan.

 

Koleksi Buku

Hanya dalam waktu beberapa bulan, perpustakaan umum tersebut telah memiliki lebih dari 6.000 koleksi buku dalam 17 kategori, mulai dari sastra hingga nonfiksi.

Ada juga bagian anak-anak yang menyediakan beragam buku komik, serta salah satu bagian perpustakaan yang disediakan khusus untuk penelitian ilmiah. Buku dalam bahasa Inggris dan Prancis juga tersedia untuk pengunjung dengan dwibahasa.

Buku-buku ini bisa dipinjam selama dua minggu, serta dapat diperpanjang jika diperlukan. Saat ini, pihak perpustakaan juga sudah beranjak pada tahap mendonasikan buku ke sekolah dan institusi lainnya.

Karena perpustakaan buka dari pagi hingga pukul 17.30 waktu setempat, para pekerja biasanya memanfaatkannya pada jam makan siang atau sebelum memulai shift kerja mereka.

Menurut Keskaya, inisiatif ini telah berhasil mengumpulkan buku-buku yang berbeda dan sangat berharga. Namun, memang tidak semua buku berada dalam kondisi yang baik, sehingga para pekerja juga menyortir dan memeriksa buku untuk menemukan halaman yang hilang.

“Saat pertama kali kami memulai, kami mempunyai banyak rak tetapi tidak banyak buku. Saya sebenarnya sedikit gugup karena khawatir kami tidak akan mampu memenuhi rak. Saya melihat ke rak dan berkata pada diri sendiri, ‘Kami membutuhkan setidaknya 3.000 buku.’ Namun, kemudian kami melihat betapa cepatnya mereka terisi dan sekarang kami bahkan tidak bisa mengikutinya,” ungkap Keskaya.

Ia melanjutkan, tujuan utama mereka membangun perpustakaan bukanlah untuk menemukan buku dan menyimpannya untuk diri sendiri, melainkan untuk menyediakannya bagi anak-anak dan masyarakat sekitar.

“Kami ingin buku-buku ini menjangkau siswa dan menumbuhkan kebiasaan membaca di dalam diri mereka,” jelasnya.

(Muhammed Selim Korkutata – Anadolu Agency)

Perpustakaan tersebut sering dikunjungi oleh anak-anak pegawai kota dan siswa dari sekolah terdekat. Ada juga area lounge untuk pembaca dan papan catur untuk pengunjung.

Perpustakaan ini juga sangat populer di kalangan pengendara sepeda yang bersepeda di lembah terdekat, serta mereka yang sedang beristirahat sejenak untuk membaca dan minum teh.

Pustakawan Eray Yilmaz mengimbau masyarakat untuk terus berbagi buku bekas dengan mereka.

“Buku-buku yang mereka bagikan kepada kami akan menjangkau orang-orang yang membutuhkannya,” tutup Eray.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini: