
Ilustrasi anemia (Foto: Maroke via Getty Images)
Anemia adalah kondisi saat seseorang kekurangan sel darah merah atau hemoglobin yang sehat untuk membawa oksigen ke jaringan tubuh.
Hemoglobin adalah protein yang ditemukan dalam sel darah merah yang membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh organ tubuh lainnya.
Akibatnya organ tubuh tidak mendapat cukup oksigen, sehingga membuat penderita anemia pucat dan merasa mudah lelah.
Ada banyak bentuk anemia dan masing-masing jenis memiliki penyebabnya sendiri. Anemia dapat terjadi dalam jangka pendek atau jangka panjang.
Anemia dapat berkisar dari ringan hingga berat dan dapat menjadi tanda dari suatu penyakit serius.
Gejala Anemia
Gejala anemia tergantung dari penyebab dan seberapa parah anemia tersebut. Anemia bisa sangat ringan sampai tidak menimbulkan gejala pada awalnya. Namun, gejala bisa muncul dan semakin memburuk, seiring dengan semakin parahnya anemia.
Jika anemia disebabkan oleh penyakit lain, bisa jadi penyakit tersebut dapat menutupi gejala anemia. Untuk itu, pasien membutuhkan tes lanjutan untuk memantau kondisinya.
Namun, secara umum anemia bisa menimbulkan gejala seperti kelelahan, letih, sesak napas, kulit pucat atau kekuningan, detak jantung tidak teratur, pusing, sakit kepala, nyeri dada, tangan dan kaki dingin.
Penyebab Anemia
Anemia terjadi ketika darah tidak memiliki cukup hemoglobin atau sel darah merah. Hal ini dapat terjadi jika tubuh tidak membuat cukup hemoglobin atau sel darah merah.
Selain itu, anemia juga bisa disebabkan oleh pendarahan yang menyebabkan hilangnya sel darah merah dan hemoglobin lebih cepat daripada yang dapat digantikan.
Penyebab anemia lainnya, adalah tubuh menghancurkan sel darah merah dan hemoglobin yang ada di dalamnya.
Jenis-jenis Anemia
Berikut ini adalah jenis-jenis anemia yang umum terjadi berdasarkan penyebabnya.
- Anemia Akibat Kekurangan Zat Besi
Kekurangan zat besi membuat tubuh tidak mampu menghasilkan hemoglobin (Hb). Kondisi ini bisa terjadi akibat kurangnya asupan zat besi dalam makanan, atau karena tubuh tidak mampu menyerap zat besi, misalnya akibat penyakit celiac.
- Anemia pada Masa Kehamilan
Ibu hamil punya tingkat hemoglobin yang lebih rendah, tetapi hal ini normal. Meski demikian, kebutuhan hemoglobin meningkat saat hamil, sehingga dibutuhkan lebih banyak zat pembentuk hemoglobin, yaitu zat besi, vitamin B12, dan asam folat.
Jika asupan ketiga nutrisi tersebut kurang, maka dapat terjadi anemia yang bisa membahayakan ibu hamil ataupun janin.
- Anemia Akibat Perdarahan
Anemia dapat disebabkan oleh perdarahan berat yang terjadi secara perlahan dalam waktu lama atau terjadi seketika. Penyebabnya bisa cedera, gangguan menstruasi, wasir, peradangan pada lambung, kanker usus, atau efek samping obat, seperti obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS).
Anemia karena perdarahan, juga bisa jadi merupakan gejala cacingan akibat infeksi cacing tambang yang menghisap darah dari dinding usus.
- Anemia Aplastik
Anemia aplastik, terjadi ketika kerusakan pada sumsum tulang membuat tubuh tidak mampu lagi menghasilkan sel darah merah dengan optimal.
Kondisi ini diduga dipicu oleh infeksi, penyakit autoimun, paparan zat kimia beracun, serta efek samping obat antibiotik dan obat untuk mengatasi rheumatoid arthritis.
- Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik terjadi ketika penghancuran sel darah merah lebih cepat daripada pembentukannya.
Kondisi ini dapat diturunkan dari orang tua, atau didapat setelah lahir akibat kanker darah, infeksi bakteri atau virus, penyakit autoimun, serta efek samping obat-obatan, seperti parasetamol, penisilin, dan obat antimalaria.
- Anemia Akibat Penyakit Kronis
Beberapa penyakit dapat memengaruhi proses pembentukan sel darah merah, terutama bila berlangsung dalam jangka panjang. Di antaranya seperti penyakit Crohn, penyakit ginjal, kanker, rheumatoid arthritis, dan HIV/AIDS.
- Anemia Sel Sabit (Sickle Cell Anemia)
Anemia sel sabit disebabkan oleh mutasi (perubahan) genetik pada hemoglobin. Akibatnya, hemoglobin menjadi lengket dan berbentuk tidak normal, yaitu seperti bulan sabit. Seseorang bisa terserang anemia sel sabit jika kedua orang tuanya sama-sama mengalami mutasi genetik tersebut.
- Anemia Akibat Talasemia
Talasemia disebabkan oleh mutasi gen yang memengaruhi produksi hemoglobin. Seseorang dapat menderita thalasemia jika satu atau kedua orang tuanya memiliki kondisi yang sama.
Pencegahan Anemia
Banyak jenis anemia yang tidak dapat dicegah. Namun, mengonsumsi makanan yang sehat dapat mencegah anemia defisiensi zat besi dan anemia defisiensi vitamin. Pola makan yang sehat sendiri, perlu melengkapi kebutuhan zat besi, folat, vitamin B-12, dan vitamin C.
Zat besi: Makanan kaya zat besi termasuk protein, kacang-kacangan, lentil, sereal yang diperkaya zat besi, sayuran berdaun hijau gelap, dan buah kering.
Folat: Nutrisi ini dan bentuk asam folat buatan manusia, dapat ditemukan dalam buah-buahan dan jus buah, sayuran berdaun hijau tua, kacang hijau, kacang merah, kacang tanah, dan produk biji-bijian yang diperkaya, seperti roti, sereal, pasta, dan nasi.
Vitamin B-12: Makanan yang kaya akan vitamin B-12 termasuk protein, produk susu, dan sereal yang diperkaya dan produk kedelai.
Vitamin C: Makanan yang kaya akan vitamin C seperti buah dan jus jeruk, paprika, brokoli, tomat, melon, dan stroberi. Makanan ini juga membantu tubuh menyerap zat besi.