Kaligrafi Tiongkok

Kista Ovarium Bisa Berkembang Jadi Kanker, Apa Gejalanya? | Foto: Nona Woman

Sahabat DAAI, baru-baru ini ramai dibicarakan mengenai kista ovarium yang diidap oleh salah satu publik figur di Indonesia bernama Kiky Saputri. Apa gejalanya?

Kista ovarium adalah kondisi ketika kantong berisi cairan membran dan tumbuh pada ovarium. Terkadang, kista tersebut bisa berisi udara dan benda padat.

Mengutip situs web Siloam Hospital, kasus kista ovarium menyerang perempuan dengan kisaran usia 30-54 tahun. Meski demikian, kista ovarium bisa terjadi pada usia remaja dan lansia.

Biasanya, kista ovarium dapat menghilang seiring bertambahnya usia. Namun, ketika kista sudah lebih dari ukuran 5 cm, maka harus dilakukan tindakan operasi.

Beberapa kasus dalam kista bisa berkembang menjadi tumor atau kanker. Ketika sudah berkembang menjadi kanker, tindakan operasi pada kista ovarium umumnya tuba falopi, dua ovarium, dan pengangkatan rahim atau leher rahim (histerektomi total). 

Tujuannya untuk mencegah penyebaran sel kanker. Oleh karena itu, kista ovarium tidak boleh diremehkan.

 

Faktor-faktor Penyebab Kista Ovarium

Salah satu faktor yang bisa menyebabkan terjadinya kista ovarium adalah faktor genetik.

(Kemungkinan) paling besar memang dari keturunan Ibu. Itu (kemungkinan) besar ya, jadi memang akan lebih baik kehati-hatian. Itu penting banget apalagi kalau buat pasien-pasien yang memang orang tuanya terkena kanker ovarium. Harusnya kita bisa mendeteksi lebih awal terhadap keturunan kita,” jelas dr. Reni Junita Spesialis Obstetri dan Ginekologi dikutip dari tayangan YouTube Bincang Sehati, Selasa (19/3/2024).

Kemudian, faktor penyebab kista ovarium bisa terjadi karena seseorang memiliki pola hidup yang tidak sehat, seperti merokok. 

Dr. Reni menjelaskan, pola hidup yang mempengaruhi gangguan hormon bisa menjadi penyebab kista ovarium. 

Pada dasarnya, wanita sangat melekat dengan hormon estrogen, sehingga ketika jarang olahraga dan terjadi penumpukan lemak akan berpengaruh pada hormon estrogen.

“Ketika estrogennya tidak berproduksi dengan baik, akan terjadi hal-hal yang tidak nyaman. Salah satunya, tidak menstruasi terus menerus pada pasien-pasien PCOS. Nah, itu pun berpengaruh jadi gaya hidup pun berpengaruh konsumsi makanan, olahraga, berat badan yang berlebih itu pun sangat berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi seseorang,” tambah dr. Reni.

Seseorang memiliki riwayat atau sedang menjalani pengobatan kanker payudara. Mengonsumsi makanan junkfood secara berlebihan.

Di sisi lain, seseorang yang mungkin mengalami infeksi pada daerah panggul yang bisa menyebar ke ovarium atau tuba falopi.

 

Jenis-jenis Kista Ovarium

Mengutip dari Halodoc, banyak jenis kista yang bisa menyebabkan kista ovarium.

  • Kista Patologis

Pada jenis kista ini dibagi lagi menjadi 3 jenis, yaitu endometrioma, adenoma, dan dermoid.

Di dalam jenis endometrioma kista dapat berkembang karena sel dalam dinding rahim tumbuh pada ovarium. 

Biasanya, kondisi ini lebih rentan terjadi pada seseorang yang mengonsumsi obat-obatan untuk menyuburkan kandungan, memiliki infeksi pada pinggul, dan memiliki PCOS (sindrom ovarium polikistik).

Kemudian, jenis kista adenoma terjadi karena kista adenoma muncul cairan atau lendir ke permukaan ovarium. 

Ketika kista ini dibiarkan dan semakin membesar, dapat membuat aliran darah yang tertuju ke ovarium menjadi terhenti. Hal ini disebabkan adanya ovarium yang terpelintir.

Terakhir, jenis kista dermoid terjadi karena sel embrio sudah ada sejak bawaan lahir dan bisa berkembang ketika seorang perempuan sedang mengalami masa-masa subur.

Jenis kista ini umumnya bersifat jinak, tetapi bisa saja sewaktu-waktu berkembang menjadi kanker.

 

  • Kista Fungsional

Pada jenis kista ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu kista folikel dan kista korpus luteum

Kista folikel terjadi ketika kondisi folikel yang pecah, sehingga sel-sel telur tidak bisa dilepas. Pada kondisi normal, seharusnya folikel pecah saat ovulasi terjadi. 

Ketika folikel tidak pecah, terjadi pembengkakan dan menimbulkan banyak cairan yang menyebabkan terjadinya kista.

Jenis kista korpus luteum terjadi ketika folikel pecah dan berhasil melepas sel telur akan memproduksi cairan. Ketika saat lubang pada korpus luteum tersumbat akan menyebabkan penumpukan cairan akan berkembang menjadi kista.

Kista ovarium yang sudah berkembang menjadi kanker ovarium berpengaruh pada kesuburan wanita | Foto: Bocah Indonesia

Gejala Kista  Ovarium

Gejala dari kista ovarium bisa dikenali ketika terjadi perubahan pada siklus haid. Saat siklus haid teratur, maka kecenderungan kista ovarium akan lebih rendah.

Umumnya, siklus haid normal berada pada 24-35 hari. Ketika siklus haid tidak normal atau terjadi perubahan siklus haid secara tiba-tiba dalam jangka waktu yang lama, periksakan pada layanan medis.

“Gejala nyeri haidnya, ada nggak sih nyeri haid yang berlebih. Nah, kalau nyeri haidnya berlebih hati-hati jangan-jangan ada ke arah endometriosis. Ada yang sampai guling-gulingan nggak bisa masuk kerja, nggak bisa masuk sekolah, hati-hati akan lebih baik untuk mendeteksi dini,” ujar dr Reni. 

Kemudian, muncul benjolan yang berubah-ubah pada tempat yang tidak seharusnya. Biasanya pasien bisa merasakan muncul benjolan di tempat yang tidak seharusnya ada.

Hal ini bisa dirasakan pasien karena kondisi kista akan membentuk seperti balon bertangkai.

Salah satu tanda kista ovarium yang sudah berkembang menjadi kanker ovarium bisa dirasakan dengan adanya benjolan yang mungkin muncul di sekitar perut. Kemudian, adanya perubahan pola makan, dan penurunan berat badan yang drastis. 

 

Pemeriksaan dan Pengobatan Kista Ovarium

Untuk mencegah terjadinya pertumbuhan kista ovarium, lebih baik perempuan tetap melakukan pemeriksaan secara rutin.

Terlebih lagi, banyak kasus kista ovarium dan sudah terlanjur sudah menjadi kanker. Biasanya kasus ini terjadi  pasien yang sudah menopause, seharusnya sel-sel telur mulai mengecil, tetapi justru semakin membesar.

“Kalau paling baik adalah haid hari kedua (dan) hari ketiga karena di haid hari kedua, hari ketiga ukuran sel telur Harusnya sama kecil-kecil gitu di bawah 10 mili. Ketika di haid hari kedua (dan) hari ketiga kita menemukan sel telur yang besar jangan-jangan itu adalah kista tapi kalau memang ukurannya masih di bawah 5 cm,” ucap dr. Reni.

Beberapa kasus kista jinak yang ditemukan pada seorang wanita (kista coklat) dalam program hamil akan dilihat terlebih dahulu pada ukurannya. Jika ukuran kista masih kecil, program hamil masih boleh dilanjutkan. 

Namun, ketika ukuran kista sudah besar akan lebih baik dilakukan tindakan medis untuk membersihkan kista. Hal ini bisa berpengaruh pada tingkat kehamilan seseorang.

Saat kista tersebut tidak dibersihkan akan menurunkan tingkat kehamilan, sedangkan saat kista coklat sudah dibersihkan akan lebih meningkatkan potensi kehamilan.

Meski demikian, kista ovarium yang terjadi akan lebih baik jika segera mendapatkan tindakan medis. Penanganan medis yang dilakukan akan dilihat sesuai dengan ukuran dan jenis dari kista ovarium.


Penulis: Kerin Chang

Simak Video Pilihan di Bawah Ini: