Kaligrafi Tiongkok

Ilustrasi DBD (Foto: Witsawat sananrum via Getty Images)

Penyakit demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan dan ancaman serius di sejumlah wilayah di Indonesia. Jika tidak ditangani dengan baik, DBD bisa menjadi penyakit berbahaya.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), jumlah kumulatif kasus konfirmasi DBD dari Januari-September 2022 adalah sebanyak 87.501 kasus, dengan kasus kematian sebanyak 816 orang.

Adapun kasus DBD paling banyak terjadi pada golongan umur 14-44 tahun sebanyak 38,96% dan 5-14 tahun sebanyak 35,61%.

Mengingat kasusnya yang terus meningkat, khususnya pada anak-anak, Sahabat DAAI perlu mewaspadai gejala DBD sebelum terlambat.

 

Pengertian DBD

Spesialis Anak dr. Damar Prasetya, SP.A. menjelaskan, demam berdarah dengue adalah istilah populer yang digunakan utnuk menyebut penyakit yang disebabkan oleh vitus dengue.

“Sebenarnya, istilah tepatnya itu saat seseorang terkena virus dengue kami sebut infeksi dengue, dengan derajat ringan dan berat. Untuk gejala ringan disebut demam dengue, sedangkan gejala yang berat disebut demam berdarah dengue,” ujar dr. Damar dikutip dalam tayangan YouTube DAAI Family, Kamis (16/3).

Damar menjelaskan, sebenarnya DBD bukan disebabkan oleh nyamuk, tetapi virus dengue yang masuk ke tubuh manusia melalui perantara.

Di dalam hal ini, perantara untuk virus dengue bisa masuk ke tubuh manusia adalah lewat nyamuk aedes aegypty. Jadi, nyamuk bukanlah penyebab utama, melainkan hanya sebagai perantara virus.

Sampai saat ini, kata dr. Damar, virus dengue hanya bisa menempel di nyamuk aedes aegypty saja, belum ada hewan lain yang diketahui bisa menjadi perantara virus dengue ke manusia.

Pasalnya, virus dengue bereproduksi secara aktif di dalam tubuh nyamuk aedes aegypty. Nyamuk aedes aegypty betina yang mengandung telur, nantinya akan menaruh telurnya di air yang menggenang.

“Menggenangnya bisa di bak mandi, tempat minum burung, atau lubang di jalan atau sekitar kita. Air tersebut, selanjutnya menjadi tempat perkembangbiakan telur yang ditaruh nyamuk deawasa, lalu dalam waktu 7-10 hari telur akan menetas jadi nyamuk dewasa,” lanjut dr. Damar.

Kemudian, nyamuk dewasa yang mengandung virus dengue, saat menggigit seseorang maka orang tersebut bisa terkena DBD.

 

Gejala dan Siklus DBD

Damar menjelaskan, gejala umum DBD adalah demam. Namun, cirinya akan berbeda dengan demam tifoid. Biasanya, demam tifoid diindikasikan dengan demam tinggi, tetapi bertahap dan lebih dominan kambuh pada sore ke malam hari.

Demam tifoid sendiri, disebabkan oleh bakteri dan umumnya menyerang sistem pencernaan. Untuk itu, pasien perlu melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter untuk mengetahui penyakit sebenarnya.

Secara terperinci, dr. Damar menjelaskan ada tiga fase utama yang dirasakan oleh penderita DBD. Pertama, fase demam tinggi yang biasanya menyerang pada 1-3 hari pertama dan datang secara tiba-tiba.

Kedua, pasien masuk ke fase kritis di hari ke-4 sampai ke-5. Pada fase ini, demam akan turun tapi tidak diikuti dengan kondisi anak yang membaik. Sebaliknya, anak malah terlihat semakin lemas, lalu kaki dan tangannya dingin, serta sudah ada tanda-tanda kurang cairan.

“Nah, saat ada tanda ini, anak mulai masuk ke fase kritis. Kalau tidak ditangani, anak bisa masuk ke situasi buruk, bahkan menyebabkan kematian,” jelas dr. Damar.

Selanjutnya, pada hari ke-6 sampai ke-7 biasanya anak akan masuk ke fase penyembuhan. Pada fase ini, demam akan mulai mereda, lalu kondisi anak akan membaik.

Selain itu, nantinya akan muncul ruam kemerahan di tubuh yang disebut ruam penyembuhan karena sudah masuk ke fase akhir penyembuhan.

“Jadi, kondisi anak terkena DBD itu umumnya singkat, kurang lebih hanya tujuh hari penyakitnya, tetapi dalam tujuh hari itu bisa banyak yang terjadi, atau ada kondisi bahaya yang menyebabkan kegawatan luar biasa,” lanjut dr. Damar.

 

Pencegahan DBD

Salah satu ciri khas dari nyamuk aedes aegypty ini adalah tinggal di dekat manusia. Setelah nyamuk dewasa menaruh telur, maka ia akan beristirahat di tempat yang gelap dan tenang.

Untuk itu, Sahabat DAAI perlu rajin melakukan 3M, yakni menguras, mengubur, dan menutup benda-benda yang menampung genangan air.

Selain itu, perhatikan juga bagian dalam lemari atau tumpukan baju, biasanya nyamuk juga bisa beristirahat di situ.

Jika anak terkena DBD, pastikan untuk segera berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan perawatan intensif.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini: