
Muhammad Zidan Fatoni Arafat (Foto: Kemdikbud)
Muhammad Zidan Fatoni Arafat, siswa SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi, Malang, Jawa Timur, berhasil meraih medali perak dalam ajang Special Olympics World Summer Games 2023, di Berlin, Jerman, pada Minggu (25/06).
Siswa kelas X Jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR) ini, turut menyumbang prestasi untuk Indonesia melalui cabang olahraga tenis meja.
Tentunya prestasi yang diraih oleh Zidan tidak bisa didapatkan secara instan. Proses panjang telah dilalui Zidan hingga bisa mendapatkan predikat ini.
Meskipun lahir dari keluarga yang tidak memiliki latar belakang olahraga, tetapi ini tidak menghalangi Zidan untuk mengembangkan kecintaannya pada dunia olahraga.
Sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), Zidan memang telah menaruh perhatian lebih pada cabang olahraga tenis meja ini.
“Menjadi anak yang tinggal di desa tidak membuat saya minder. Saya suka dengan tenis meja dan hal itulah yang kemudian saya tekuni dan pelajari sampai sekarang,” ujar Zidan dikutip dalam keterangannya, Rabu (28/6).
Bakatnya semakin terlihat ketika Zidan duduk di bangku SMP. Kemudian, saat Zidan masuk ke SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi, ia memutuskan untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tenis meja.
Mulai dari situ, Zidan mulai mendapatkan pelatihan dari pelatih-pelatih andal yang ada di Malang sampai akhirnya Zidan sering mengikuti kejuaraan tenis meja di wilayah Jawa Timur.
Sebelum Zidan mengikuti kompetisi di Jerman, Zidan terlebih dahulu mengikuti proses seleksi yang panjang mulai dari tingkat kabupaten, hingga akhirnya Zidan lolos seleksi di tingkat nasional. Setelah dinyatakan lolos, Zidan pun mulai mengikuti pelatihan nasional dari 4 Mei hingga 7 Juni 2023.
“Setelah mengikuti pelatnas, selanjutnya saya berangkat ke Jerman bersama tim untuk bertanding di sana,” ucap Zidan.
Pertarungan sengit pun dihadapi oleh Zidan saat berada di lapangan. Kala itu, ia harus melawan 38 atlet hebat dari berbagai negara seperti Hong Kong dan India. Jatuh bangun ia lewati hingga hingga akhirnya berhasil keluar menjadi juara dua.
Zidan mengaku, kompetisi tersebut merupakan pengalaman yang berharga baginya. Apalagi, Zidan bisa mendapatkan kesempatan untuk mengikuti kejuaraan di tingkat internasional.
“Hal ini merupakan kali pertama pertandingan internasional yang saya dapatkan setelah berlatih selama bertahun-tahun, sehingga bisa masuk timnas dan membawa nama Indonesia di kancah dunia,” kata Zidan.
Mendapatkan kejuaraan di kancah internasional nyatanya tak membuat Zidan berpuas diri. Ia pun bertekad untuk berlatih lebih keras lagi agar bisa memberikan hasil yang lebih baik juga.
“Setelah mengikuti ajang ini malah membuat adrenalin saya bertambah. Rencananya, saya ingin mengikuti ajang kejuaraan tenis meja di event internasional lainnya agar bisa menyumbangkan prestasi, sehingga dapat membuat bangga orang tua, sekolah, dan negara,” tutup Zidan.