Kaligrafi Tiongkok

Dosen Unisba Mohamad Satori (Foto: Humas Kota Bandung)

Dekan Fakultas Teknik dan Pembina Clean and Green Universitas Islam Bandung (Unisba), Mohamad Satori kelola sampah di lingkungan kampus. Apa alasannya?

Tak ingin mengulang masa kelam “Bandung Lautan Sampah” saat Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah Cimahi longsor, Satori pun mengembangkan Eco Kampus.

Hal itu telah Satori lakukan sejak 2005, serta saat ini terus berkembang melibatkan sivitas akademika Unisba dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lainnya.

“Tata kelola yang mengganggap TPA itu segalanya ada keliru. Sebelumnya. pada tahun 2000 saya sudah mengembangkan program 3R (Reduce, Reuse, Recycle) tapi jangankan terimplementasi, direspons saja sangat minim,” ungkap Satori dikutip dari situs web Bandung.go.id, Kamis (7/3).

Berkat upaya Satori, kesadaran warga kampus mengelola sampah mulai membaik. Warga kampus Unisba kini mulai melakukan aksi menyelesaikan sampai dari sumbernya. Termasuk dengan menggunakan teknologi yang dikembangkan sendiri.

(Muhammad Satori)

 

Proses Pengelolaan Sampah di Lingkungan Kampus

Satori mengungkapkan, proses pertama mengelolaan sampah di Unisba adalah mengubah pola pikir tentang sampah yang hanya bisa dibuang. Padahal, sampah bisa dimanfaatkan dengan cara memilahnya.

“Kedua, tidak hanya memilah, tetapi mengolah sampah yang sudah terpilah organik, anorganik, dan residu. Untuk organik kita bisa olah menjadi kompos. Anorganik bisa kita jual atau serahkan ke bank sampah. Terakhir residu, baru diangkut ke TPA,” jelas Satori.

Pengelolaan sampah di Unisba melibatkan berbagai elemen. Mulai dari petugas kebersihan khusus yang direkrut, mahasiswa sebagai ujung tombak eduaksi, masyarakat sekitar lingkungan kampus, dan tentunya peran pemerintah.

Pengelolaan sampah di Unisba ini dikemas dalam konsep “Unisba Go Green“. Tujuannya, sebagai Center of Education, Unisba membantu pemerintah pengelolaan sampah.

(Proses kompos sampah di Unisba)

 

Office boy (OB) mengambil sampah di dapur setiap lantai untuk dipilah. Sore harinya dibawa ke saung kompos untuk diproses menjadi kompos,” kata Satori.

Menurut Satori, pengelolaan sampah Unisba menggunakan bata terawang atau bata berongga dan takakura yang sudah dikembangkan di berbagai daerah.

“Kompos tersebut digunakan untuk sayuran di sekitar kampus. Hasil panen akan dibagikan pada saat jumat berkah,” ucapnya.

Terakhir Satori menyarankan mulai mengurangi produksi sampah dengan cara mencegah, menghindari kemasan-kemasan sekali pakai, mendaur ulang dan setor sampah ke bank sampah.

“Terakhir mulailah membuang sampah sesuai jenisnya,” tutup Satori.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini: