Kaligrafi Tiongkok

Kasus Langka yang Bisa Sebabkan Kematian, Kenali Penyakit Anemia Aplastik | Foto: Canva

Belum lama ini, kabar duka datang dari seorang komedian Indonesia bernama Babe Cabiita (34) yang mengidap penyakit langka anemia aplastik. Namun, apakah Sahabat DAAI sudah mengenali penyakit anemia aplastik?

Mengutip dari situs Alodokter, anemia aplastik merupakan kondisi saat sumsum tulang sudah tidak mampu memproduksi sel darah yang baru dalam jumlah yang normal. 

Anemia aplastik merupakan salah satu penyakit langka dan menyebabkan semua jenis atau salah satu jenis sel darah merah menurun.

Meski demikian, penyakit ini mampu menyerang siapa saja, terlebih pada orang berusia di atas 20 tahun dan lansia.

Biasanya, seseorang yang terkena anemia aplastik hampir serupa dengan gejala anemia pada umumnya. Misalnya, mengalami pusing, kulit menjadi pucat, sesak napas, dan mudah lelah.

Ketika seseorang sudah menderita anemia aplastik, ia akan rentan terkena infeksi akibat kekurangan sel darah putih (leukopenia) atau kekurangan leukosit.

 

Faktor Penyebab Anemia Aplastik

Melansir dari Siloam Hospital, beberapa faktor bisa menyebabkan seseorang terkena penyakit ini.

  • Adanya Kelainan Genetik

Faktanya, seseorang yang mengidap anemia aplastik bisa saja disebabkan oleh faktor kelainan genetik terhadap penyakit yang sama (riwayat keluarga). Kelainan genetik seperti anemia fanconi juga bisa menjadi penyebab penyakit ini.

  • Kehamilan atau Mengandung

Faktanya, seseorang yang sedang mengandung bisa saja membuat imun atau sistem kekebalan tubuh ibu hamil terganggu. Pada beberapa kasus, sistem kekebalan tubuh bisa menyerang dan merusak sumsum tulang.

  • Adanya Infeksi Virus

Faktanya, anemia aplastik bisa disebabkan karena adanya infeksi virus yang menyerang sumsum tulang. Misalnya, Human Immunodeficiency Virus (HIV), Hepatitis, Parvovirus B19, Epstein-Barr, dan Cytomegalovirus.

  • Kemoterapi atau Radioterapi

Faktanya, anemia aplastik bisa terjadi akibat efek samping kemoterapi atau radioterapi yang dilakukan untuk mengobati kanker. 

Pasalnya, pengobatan ini mampu merusak sel-sel pada sumsum tulang sehingga meningkatkan risiko anemia aplastik.

  • Memiliki Penyakit Autoimun

Faktanya, penyakit autoimun merupakan sistem kekebalan tubuh yang terus menyerang sel-sel baik (sehat) dalam tubuh. Saat seseorang mengidap penyakit autoimun, ia akan memiliki risiko yang lebih tinggi pada penyakit anemia aplastik.

  • Menggunakan Obat-obatan

Pada beberapa kasus, obat-obatan tertentu mampu menyebabkan kerusakan pada sumsum tulang. Misalnya, obat untuk mengatasi rheumatoid arthritis dan antibiotik chloramphenicol.

  • Terkena Paparan Bahan Kimia

Seseorang yang terkena paparan bahan kimia dalam jangka waktu yang lama mampu meningkatkan risiko anemia aplastik. Misalnya, terkena paparan benzene, pestisida, dan insektisida.

 

Gejala yang Muncul

Mengutip dari situs web halodoc.com, anemia aplastik memiliki gejala-gejala tertentu. 

Saat tubuh mengalami kekurangan sel darah merah, keluhan yang muncul adalah lemas, mudah lelah, pusing atau nyeri kepala, nyeri dada, sesak napas, kulit pucat, mudah mengantuk, dan jantung berdebar-debar.

Kemudian, pengidap anemia aplastik akan mengalami gejala lain ketika kekurangan defisit sel darah putih. Misalnya, infeksi yang terus berulang, mudah sakit, dan demam.

Apabila pengidap mengalami platelet darah, pengidap anemia aplastik akan mengalami pendarahan, mimisan, dan mudah memar.

Cara mencegah dan mendiagnosa anemia aplastik | Foto: canva

 

Cara Mencegah Anemia Aplastik

Cara untuk mencegah anemia aplastik, yaitu dengan memiliki pola hidup yang sehat. Misalnya, istirahat yang cukup, olahraga yang teratur, mengonsumsi makanan yang sehat atau bergizi, dan hindari stres. 

Kemudian, menjaga kebersihan dengan cara selalu mencuci tangan dan menghindari penggunaan obat-obatan yang berlebihan. Sebaiknya, sebelum menggunakan obat-obatan tanyakan terlebih dahulu mengenai efek samping dan disesuaikan dengan aturan pemakaian.

Melasir dari Primaya Hospital, anemia aplastik juga bisa dicegah dengan menghindari paparan zat atau bahan kimia dalam jangka waktu yang lama.

 

Diagnosis dan Pengobatan Penyakit Anemia Aplastik

Apabila Sahabat DAAI mengalami gejala yang serupa, segera pergi ke layanan rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut oleh pihak profesional.

Beberapa diagnosis bisa dilakukan dengan cara pemeriksaan sumsum tulang dan pemeriksaan laboratorium. 

Di sisi lain, pengobatan bisa dilakukan sesuai dengan anjuran dokter mulai dari mengonsumsi obat-obatan, melakukan transplantasi sumsum tulang, dan melakukan transfusi darah.

 

Penulis: Kerin Chang

Simak Video Pilihan di Bawah Ini: