Kaligrafi Tiongkok

Penyakralan api dharma (Foto: DAAI TV)

Umat Buddha memulai rangkaian perayaan Waisak Nasional 2567 BE/2023 dengan ritual penyakralan api dharma dan air berkah di Magelang, Jawa Tengah.

Rangkaian Waisak 2023 diawali dengan pengambilan api dharma dari Sumber Api Abadi Mrapen, Kabupaten Grobongan, sebelum akhirnya disakralkan di Candi Mendut.

Api Dharma dari Mrapen, Kabupaten Grobogan, disemayamkan di Candi Mendut sebelum dibawa menuju Candi Borobudur untuk perayaan Waisak, pada Minggu (4/6).

Api dharma tiba di kompleks Candi Mendut pada Jumat (2/6) sore. Setibanya di Candi Mendut, api dharma diterima oleh Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) dan diletakkan di depan altar yang berada di Candi Mendut. Prosesi peletakan api ini ditandai dengan penyalaan lilin pancawarna.

Kemudian, para biku Sangha dari berbagai aliran melakukan pradaksina atau mengelilingi Candi Mendut searah jarum jam sebanyak tiga kali, baik di halaman maupun di atas struktur candi.

Setelah itu, para biku dan umat Buddha dari berbagai Sangha membaca doa paritta di depan altar secara bergantian.

Setidaknya ada ratusan biku dan umat Buddha dari berbagai daerah mengikuti prosesi penyakralan api dharma Tri Suci Waisak ini.

Selain penyakralan api dharma, Biku Sangha juga melakukan penyakralan air berkah yang diambil dari Umbul Jumprit, Temanggung.

Setelah diambil dari Umbul Jumprit, air berkah ini akan disakralkan di Candi Mendut dengan doa yang dilakukan oleh para Biku Sangha, rohaniwan, dan Walubi.

Koordinator Humas Panitia Perayaan Waisak 2023 Erik Fernando menjelaskan, api dan air merupakan elemen penting yang diperlukan sehari-hari, serta bermanfaat secara luas bagi makhluk yang ada di muka bumi ini.

Api dharma dalam kehidupan sehari-hari bermakna simbol cahaya kegelapan. Api ini dilambangkan sebagai penerangan dalam kehidupan, sekaligus menjadi energi bagi manusia.

Api dharma dipercaya memancarkan cahaya gemerlap, menghapuskan keadaan suram menjadi terang, serta memberikan semangat menembus ketidaktahuan dalam kehidupan.

Pancaran penerangan ini, akan membuat kehidupan bisa terayomi oleh tuntutan dharma yang mampu melepaskan manusia dari belenggu penderitaan.

Melalui lambang api ini, umat Buddha berupaya menjadikan kebersamaan dan kerukunan hidup umat beragama yang dilandasi oleh cinta kasih dan welas asih.

Di sisi lain, air menjadi simbol dari ketenangan. Umat Buddha percaya, mereka tidak bisa tenang jika ada kekotoran batin.

Selain itu, air merupakan sumber kehidupan. Di mana ada air, di situlah ada kehidupan, sehingga air dan api menjadi simbol yang digunakan dalam kegiatan Waisak.

Api dan air merupakan satu bagian dari upacara puja bakti, sebagai bentuk persembahan dalam tata cara upacara kegiatan ritual agama Buddha.

Terlebih, air memiliki sifat yang bersih dan murni yang merefleksikan batin atau hati yang senantiasa bersih dan suci.

Seperti air, melalui batin yang bersih dan suci, umat Buddha percaya hidup mereka juga akan menjadi lebih bahagia.

Selain murni dan bersih, sifat air adalah selalu mengalir dari atas ke bawah yang mengajarkan semua orang harus senantiasa rendah hati.

 

Simak Video Pilihan di Bawah Ini: