
Mahasiswa UB ciptakan aplikasi M-CARE (Foto: Instagram @univ.brawijaya)
Lima mahasiswa Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya (UB) merilis M-Care, yakni aplikasi yang bisa mencegah depresi dan bisa menyediakan layanan kesehatan jiwa.
Kesehatan mental tidak hanya berdampak pada kualitas hidup seseorang, tetapi juga berdampak pada lingkungan sosialnya.
Kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan mental di masyarakat sudah mengalami peningkatan, meskipun masih ada kekurangan dalam pelayanan kesehatan mental di Indonesia.
Berangkat dari kepedulian ini, lima mahasiswa UB merilis M-Care, sebuah aplikasi yang dapat menyediakan layanan kesehatan jiwa menjadi lebih memadai. Ide ini digagas oleh Janu Andrean, Faris Idan Auliarahman, Clarissa Ratusima Arifi, Sa Bashkaran Adi Warman, Kevin Lowenchris, dan Michael Kevin yang dibimbing oleh Dr. Femiana Gapsari, M.F., S.T., M.T.
Atas inovasi tersebut, tim M-CARE berhasil meraih prestasi dalam ajang World Young Inventors Exhibition (WYIE 2023) yang digelar di Kuala Lumpur Convention Center, Malaysia, pada 10-13 Mei 2023.
Setelah melewati serangkaian Exhibition dan juga penjurian di Kuala Lumpur Convention Center, tim M-Care berhasil medapatkan dua penghargaan, yaitu Gold Medalist dan didapuk sebagai Asian Young Inventors Best Invention Award 2023 Tertiary Level.
Di dalam kompetisi kali ini, Tim M-CARE membawa aplikasi seluler untuk mendukung kesehatan mental, sekaligus mengurangi dampak masalah kesehatan mental masyarakat.
Aplikasi ini, bisa membantu dalam penyelesaian masalah bagi orang yang memilih masalah kesehatan mental, serta dapat membantu mengedukasi masyarakat terkait pentingnya menjaga kesehatan mental.
Menurut Ketua Himpunan Mahasiswa Mesin FT UB Muhammad Dary Alfyanto, aplikasi M-Care berupaya untuk menjembatani kesehatan mental dengan meningkatan kesadaran akan kesehatan mental.
“Faktanya, pada saat ini kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan mental masih sangat jauh dari kata baik, sehingga aplikasi kami akan membantu dalam penyelesaian masalah kesehatan,” ujar Dary dikutip dalam keterangannya, Kamis (15/6).
Di dalam pembuatan aplikasinya, mereka tidak hanya menyasar kepada orang yang membutuhkan layanan kesehatan mental, tetapi mereka juga menyasar masyarakat umum.
”Harapannya, bisa membantu mengedukasi masyarakat terkait pentingnya menjaga kesehatan mental,” imbuh Dary.
Meskipun masih dalam tahap konsep, M-Care saat ini sedang dalam proses pengembangan program untuk menyediakan layanan telekonsul, tes dan kuis psikologi, edukasi, dan sebagainya.
”Tujuan riset ini adalah untuk mengembangkan aplikasi berbasis machine learning seputar psikologi dan psikiatri untuk mendukung isu kesehatan mental di lingkup internasional,” tutup Dary.