Kaligrafi Tiongkok

Presiden Jokowi menyambut tamu KTT ke-43 ASEAN (Foto: Setkab)

Ruang penyambutan kepala negara di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN, menghadirkan latar rancangan Ibu Kota Nusantara (IKN), serta instalasi air terjun dan danau di dalam ruangan.

KTT ke-43 ASEAN adalah pertemuan puncak antara pemimpin-pemimpin negara anggota ASEAN, dalam hubungannya terhadap pengembangan ekonomi dan budaya antar negara-negara Asia Tenggara.

Kali ini, KTT ke-43 ASEAN berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, 5-7 September 2023, setelah sebelumnya diselenggarakan di Labuan Bajo.

Salah satu hal yang menarik perhatian para pemimpin negara pada KTT ke-43 ASEAN ini, adalah latar rancangan IKN, serta instalasi air terjun dan danau di dalam ruangan.

Kedatangan para pimpinan negara pada KTT ke-43 ASEAN, disambut oleh Presiden Joko Widodo beserta Ibu Negara Iriana Jokowi di area bernuansa hutan hujan tropis di lobi JCC.

Selain itu, sebuah instalasi tebing dan air terjun setinggi 90 meter di tengah hutan juga terlihat menjulang di ruang penyambutan.

Dekorator Hutan KTT ke-43 ASEAN

Adapun perangkai instalasi memukau ini, adalah Suparman Putra Surya yang berkolaborasi dengan Dina Touwani.

Dina menjelaskan, beautifikasi venue yang dilakukan di JCC sebenarnya berawal dari KTT G20 di Bali.

Mengutip dari Tim Komunikasi dan Media KTT ASEAN 2023, latar belakang IKN ini mencerminkan masa depan Indonesia yang tetap mengedepankan kelestarian alam dan lingkungan yang hijau.

Dina mengungkapkan, ada beberapa tantangan yang dihadapi dalam menata ruangan di area penyambutan tersebut.

Di antaranya, adalah mencari jenis-jenis tanaman hutan, mencari pohon-pohon besar yang bisa membentuk hutan dalam ruangan, serta menambah unsur air ataupun tanaman air yang bisa sesuai dengan habitatnya dan ruangan yang menggunakan penyejuk udara.

Ratusan jenis tanaman dan pepohonan ditampilkan di miniatur hutan yang luasnya sekitar 2.000 meter persegi. Mulai dari pakis, anggrek, randu, palem, lontar, pule, pohon mahogany, pohon beringin, angsana, dan ulin.

“Kami mencari tanaman dan pepohonan melalui riset, serta mencari langsung ke hutan di sekitar Jawa Barat. Tanaman dan pohon ada yang disewa dan ada yang dibeli. Kami juga memberdayakan para petani untuk menyuplai tanaman,” ujar Dina dikutip dalam keterangannya, Jumat (8/9).

Kehadiran hutan hujan tropis di KTT ke-43 ASEAN tersebut, tentu tak lepas dari sumbangsih para petani bunga dari Jakarta, Tangerang, Bogor, dan Lembang.

Dina dan tim membutuhkan waktu 1 bulan untuk persiapan hutan hujan tropis, sedangkan untuk menata tanaman dan aneka ragam bunga memakan waktu hingga 6 hari.

“Kami membuat hutan ini sealami mungkin. Di hutan ini kita juga menonjolkan anggrek Indonesia,” ungkapnya.

Dekorasi Air Terjun

Dekorasi lain yang juga memukau mata di area penyambutan KTT ke-43 ASEAN, adalah air terjun, danau buatan, jembatan, serta hutan yang dihuni berbagai jenis bunga dan tanaman.

“Ketika saya diminta menghadirkan air terjun di dalam ruangan, untuk KTT ASEAN, saya tidak bisa bilang tidak. Ini soal nasionalisme, soal merah putih. Saya bersyukur dipercaya membuat sesuatu untuk negara,” kata Seniman Pemilik X-Set Studio Suparman Putra Surya.

Selama tiga pekan, Suparman dan tim mengerjakan instalasi tebing air terjun di studio miliknya di Cibubur. Instalasi tersebut lalu dirakit dan diangkut ke JCC. Material yang digunakan adalah fiber, sedangkan hiasan bunga dan tanaman ditambahkan oleh dekorator.

“Memindahkan air terjun ke dalam ruangan tentu tidak mudah. Saya membuat danau kecil di sekitar air terjun supaya perputaran air berjalan baik dan tidak terjadi rembes, atau bahkan bocor ke lantai JCC,” kata Suparman.

Untuk acara di JCC kali ini, Suparman menyiapkan 4 pompa air yang beroperasi 24 jam. Pompa ini menyedot air dari danau buatan dan mendorongnya ke puncak tebing. Air lalu mengalir kembali ke bawah.

Untuk mencegah tebing bocor, ketika membuat danau Suparman menyiapkan instalasi berbahan PVC yang diperkuat tiga lapis membran.

Danau itu sendiri berukuran 15 meter x 20 meter, membentang hingga di bawah karpet merah yang dilewati para kepala negara.

“Jadi, di bawah karpet itu sebenarnya ada air danau, Bapak Presiden Jokowi saat menyambut para kepala negara juga berdiri di atas danau. Itulah mengapa jalan menuju air terjun agar sedikit menanjak,” jelasnya.

Suparman mengatakan, tantangan terbesar saat membuat danau dan tebing air terjun adalah menghitung dengan cermat beban air, volume air, perputaran air, dan dampaknya ketika dibawa ke Gedung JCC.

“Gedung itu tidak didesain untuk menampung air dalam jumlah banyak,” tambahnya.

Lebih dari 100 orang membantu Suparman menyiapkan segala keperluan dalam pembuatan danau, tebing, dan air terjun, kemudian menghiasnya di sekitar komplek Gelora Bung Karno (GBK). Ia juga melibatkan dekorator dari berbagai daerah untuk menyediakan bebatuan.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini: