Sumber : Independensi

Fashion adalah salah satu penyumbang sampah terbesar kelima di dunia, karena hampir setiap detik orang bisa membuang berbagai macam pakaiannya. Sementara sampah tekstil termasuk ke dalam kategori sampah terberat yang ada di dunia yakni sebanyak 55,9 persen.

Salah satu sampah tekstil yang kurang baik untuk lingkungan adalah polyester, karena kandungan plastik yang ada di dalamnya membuat bahan polyester sulit untuk terurai dan mengeluarkan microplastic yang bisa mencemari air laut ataupun makhluk hidup yang ada di dalamnya.  Fast Fashion saat ini sedang marak di pasaran dimana produksi yang dilakukan berdasarkan kuantitas. Bahan-bahan yang digunakan pun cenderung yang tidak ramah lingkungan.

Berbeda dengan Slow Fashion yang lebih memikirkan produksi untuk pemakaian jangka panjang, dimana pakaian itu tidak mengikuti trend dan bisa dipakai sampai 1 tahun atau bahkan selamanya. Slow Fashion juga mempertimbangkan bahan yang hasil akhirnya tidak akan mencemari lingkungan seperti bahan katun yang mudah terurai. Dengan kata lain, Slow Fashion merupakan kesatuan konsep fashion yang mencintai bumi.

Chitra Subyakto sebagai salah satu fashion designer memilih untuk menerapkan hal-hal yang sekiranya dapat menyelamatkan bumi dari pencemaran sampah tekstil. Chitra juga menambahkan bahwa bertanggung jawab dalam berkonsumsi adalah hal yang penting, “penting sekali untuk memilih pakaian dengan bahan yang nantinya bisa hancur dan tidak akan menjadi sampah abadi, dan sebaiknya tidak menggunakan bahan polyester, kemudian pilihlah pakaian yang bisa dipakai sampai selamanya yakni trendless dan juga timeless,” ujarnya.

Chitra juga berusaha untuk tidak menggunakan bahan yang berasal dari binatang, serta fokus untuk tidak memakai kain-kain yang mengandung bahan polyester. Selain itu, Chitra juga membuat fashion item dengan melakukan upcycle dari sisa-sisa perca yang selanjutnya akan dibuat lagi menjadi pakaian, tas, ataupun dompet.

Jika mendapatkan sisa-sisa perca konveksi, ia akan recycle bahan tersebut untuk diproses ulang menjadi kapas, lalu benang, dan setelah itu ditenun kembali.

Chitra menyampaikan bahwa kita adalah generasi yang harus berusaha untuk mengubah kebiasaan buruk yang melekat pada kita.

“kita semua ini sebenarnya seperti tamu yang datang ke bumi, jadi kita harus datang dan pulang dengan sopan dan tidak meninggalkan sampah dan kehancuran.”

Video Terkait