
Sumber Gambar : Canva Pro
Penulis : Grace Kolin
Selain air mineral dalam galon, air minum isi ulang, beberapa orang juga menggunakan air keran untuk memenuhi kebutuhan air minumnya. Air ini dapat diperoleh dengan mudah, yaitu dengan cara dimasak atau dipanaskan hingga mendidih. Melansir dari sehatq.com, merebus air keran adalah cara yang digunakan untuk membunuh bakteri dan mikroorganisme berbahaya yang mungkin ada dari saluran air. Teknik ini memang dapat membunuh mikroorganisme penyebab penyakit seperti giardia dan cryptosporidium.
Meski begitu, tidak selamanya merebus air keran dapat membunuh semua bakteri. Ada juga beberapa jenis bakteri yang tidak mati meskipun telah melewati proses perebusan. Bakteri tertentu seperti Clostridium botulinum masih bisa hidup di atas suhu 100 derajat Celsius. Bakteri yang hidup di tanah, sungai, dan danau ini bisa menyebabkan penyakit botulisme pada manusia yang terinfeksi.
Selain itu, klorin juga tidak hilang lewat proses perebusan air keran. Titik pemanasan untuk membunuh klorin harus sangat tinggi daripada suhu yang biasa digunakan untuk merebus air keran. Lantas, apakah air keran yang direbus sehat untuk dikonsumsi?
Melansir dari laman hellosehat.com, air keran di setiap rumah berasal dari sumber yang berbeda-beda. Ada yang berasal dari sumur dan ada juga yang berasal dari PAM. Air dari pusat instalasi PAM pada dasarnya telah diproses sedemikian rupa sehingga aman untuk diminum tanpa harus dimasak dulu.
Akan tetapi, kualitas air tersebut kemungkinan besar menurun setelah dialirkan menuju rumah-rumah penduduk. Hal ini mungkin disebabkan oleh pemasangan pipa yang tidak sesuai standar mutu PAM atau berbagai masalah teknis lainnya. Akibatnya, bakteri dapat tumbuh di pipa dan airnya pun belum tentu aman diminum tanpa dimasak.
Jika air keran berasal dari air tanah yang belum diuji, jangan dipakai untuk minum dan masak. Apalagi kalau jika ada tanda-tanda kontaminasi seperti air keruh, berwarna kekuningan, atau mengeluarkan bau yang asing.
Mengutip hellosehat.com, apabila seseorang ingin menggunakan air keran, baik itu air keran dari sumur maupun dari PAM untuk kebutuhan air minumnya, pastikan untuk menguji terlebih dahulu air keran yang akan dikonsumsi dengan membawa air keran ke laboratorium dinas kesehatan setempat. JIka sudah dinyatakan bebas bakteri, virus, atau racun, rebus air keran hingga titik didih, yaitu seratus derajat Celsius. Biarkan air mendidih selama paling tidak sepuluh menit sebelum mematikan api kompor.
Artikel ini dibuat dari berbagai sumber