Plus minus micromanagement pada karyawan.

Sumber Gambar : Canva Pro

Penulis : Grace Kolin

Para pekerja tak jarang menghadapi suka duka dalam dunia kerja. Salah satunya ketika mereka berada di bawah tekanan micromanagement. Menurut International Journal of Business and Management Invention, micromanagement adalah sebuah manajemen kepemimpinan di mana seorang atasan melakukan pengamatan yang berlebihan terhadap kinerja bawahannya.

Salah satu latar belakang yang mendasari sang atasan melakukan micromanaging adalah karena ia selalu merasa cemas jika bawahannya tidak bekerja sesuai dengan arahan atau takut akan mengacaukan proyek yang tengah berjalan. Namun, alih-alih membuat hasil pekerjaan jadi sempurna, sikap micromanaging dari atasan justru kerap membuat produktivitas bawahannya jadi terhambat.

Survei yang dilakukan Accountemps di Amerika Serikat terhadap 450 karyawan pada tahun 2014, menemukan bahwa hampir 60% dari responden bekerja untuk mikromanajer. 68% dari mereka yang bekerja di bawah manajemen kepemimpinan ini mengaku bahwa mengalami penurunan semangat dan 55% diantaranya mengalami penurunan produktivitas.

Di balik sisi negatifnya, micromanagement sebenarnya juga punya sisi positif, terutama untuk rekrutan terbaru. Menurut laman glints.com, instruksi tambahan dan bimbingan yang ketat dalam tipe gaya kepemimpinan ini dapat membantu rekrutan terbaru agar mereka dapat konsisten dalam bekerja. Dengan kata lain, jika tidak berlebihan, micromanage bisa jadi pendekatan yang valid dan bermanfaat.

Perlu diingat, micromanagement tidak akan mendatangkan efek yang baik bila terus dipertahankan pada tim yang sudah besar dan stabil. Pasalnya, pekerja yang telah matang dan mandiri membutuhkan ruang kerjanya masing-masing tanpa ada kontrol yang berlebih.

Artikel ini dibuat dari berbagai sumber