Penulis : Grace Kolin

Dalam kepercayaan umat Buddha, ada puluhan pose yang dimiliki Buddha. Mulai dari duduk, berdiri, dan pose tidur (reclining Buddha). Pose ini merupakan salah satu ikonografi populer dalam seni  patung Buddha. Patung Buddha tidur terdapat di beberapa negara di dunia, seperti India, Tiongkok, Jepang Thailand, Malaysia dan Indonesia.

Di Indonesia sendiri, patung Buddha tidur terdapat di Wihara Buddha Dharma & 8 Pho Sat di Kampung Jati, Desa Tonjong, Kecamatan Tajur Halang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Patung dengan lebar 18 meter dan tinggi 5 meter ini menjadi daya tarik bagi umat Buddha maupun umat lintas agama. Patung Buddha tidur ini dibuat pada 2011 dan diresmikan setahun kemudian yang terbuat dari batu alam, yang disusun, dicor, dan melalui proses pemahatan.

Bentuk patung Buddha ini dalam posisi terbaring di atas dipan dengan tangan kanan menopang tubuhnya. Sang Buddha mengenakan jubah berwarna emas, yang tersingkap di bagian dada. Di bagian dadanya terdapat sebuah lambang swastika mengandung arti perdamaian. Ikon Buddha tidur merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan seperti Merry. Ia rela menempuh perjalanan jauh dari Bekasi, Jawa Barat untuk bersembahyang di wihara ini bersama keluarganya.

“Karena beberapa tahun yang lalu, saya pernah datang sekali. Jadi habis sembahyang kesini dan berwisata juga di sekitarnya kayaknya selama ini damai tentram gitu kehidupan kita. Jadi sampai saat ini kita kayaknya dapat panggilan untuk datang lagi gitu. Jadi makanya kita kesini lagi,” ujar Merry.

Di bagian dinding yang berada di sisi kiri dan kanan patung Buddha, terdapat  lemari kaca yang di dalamnya berjajar rupang atau miniatur patung Buddha dalam posisi duduk berwarna emas. Jelang Waisak, wihara ini sering dikunjungi umat Buddha yang ingin bersembahyang hingga wisatawan lintas agama. Namun sejumlah prokes tetap diwajibkan bagi setiap pengunjung yang datang .

“Memang banyak kalangan umat beragama lain berkunjung, berfoto-foto disini, kita sangat welcome, terbuka untuk itu dan setiap harinya pun ada saja wisatawan baik wisatawan religi, mereka lintas agama ataupun umat Buddha sendiri secara khususnya untuk sembahyang berdoa.” Kata Andrean Halim, pengurus Wihara Buddha Dharma & 8 Pho Sat. Tidak hanya menikmati keindahan arsitektur Buddha tidur, sejumlah umat Buddha juga melakukan proses sembahyang ke sejumlah pendopo yang memang masih berada dalam kawasan wihara ini.