Lewat 'Bali Penjor', Diego Berel sukses sebagai pemenang pertama Artfusion Holy Art London.

Sumber Gambar : diegoberel.com

Penulis : Grace Kolin

Mengidap gangguan perkembangan atau down syndrome, tidak menyurutkan semangat Diego Luister Berel dalam berkarya dan mengikuti pameran lukisan di Jakarta dan kota besar lainnya. Baru-baru ini, anak berkebutuhan khusus asal Indonesia ini bahkan berhasil mengharumkan tanah air lewat juara pertama yang diraihnya dalam ajang seni rupa bertema “Artfusion” di London. 

Prestasinya yang membanggakan ini diumumkan oleh pihak The Holy Art Gallery lewat akun Instagram @theholy.art. The Holy Art Gallery merupakan galeri independen yang berbasis di London. Galeri ini menawarkan para seniman di seluruh dunia untuk menampilkan hasil karyanya melalui pertunjukan (pameran) maupun virtual.

Mulanya, anak yang memiliki darah campuran Jawa dan Nusa Tenggara Timur (NTT) ini mengirimkan 5 lukisan untuk di lombakan dalam ajang Holy Art London dengan tema Artfusion pada Maret 2022. Kelima lukisan yang dikirim Diego berjudul: Balinese Penjor, Twilight on the Clifts, Somewhere in Venice, The Wrath of Gods of Winds, dan Mount Semeru Lava.

Semua lukisan yang dikirimkan memenuhi standar untuk dipamerkan bersama ratusan pelukis seluruh dunia. Namun tak disangka, lukisan Diego yang berjudul “Balinese Penjor” membuat para kurator jatuh hati. Dengan menggunakan media kanvas dan cat akrilik, Diego melukiskan tiupan angin yang menerpa penjor di sebuah banjar di Bali. Permainan warna-warni yang lembut dan ekspresi seni menjadi nilai tambah, sehingga kurator mengangkat nama Diego menjadi pemenang. Hal itu membuat dirinya berhak mengadakan pameran tunggal di sana, baik secara luring maupun virtual. Selain di London, lukisan Diego juga sudah melanglang buana ke berbagai penjuru dunia, seperti Malaysia, Singapura, Inggris, Belanda hingga Amerika Serikat.

Lukisan berjudul “Balinese Penjor” karya Diego Luister Berel.

Bakat melukis Diego diwariskan oleh sang ayah. Melalui bakat ini, Ia tidak berhenti untuk mengeksplorasi dunia seni rupa kontemporer dan seni visual yang mengusung tema alam, budaya, lingkungan sosial dan bahkan tak sedikit yang dinilai out of the box. Selain di atas kanvas, Diego juga berani untuk mencoba melukis di beberapa media yang berbeda seperti kaus, gitar elektrik, koper, tote bag, tumbler, bantal sofa, vas porselen, lampshade, backpack, dan lainnya.

Lewat lukisannya, Diego juga bersumbangsih untuk aksi sosial. Salah satu karya lukisannya yang berjudul “Under the Sea” pernah dilelang oleh Sotheby’s Jakarta dan dikuratori Christie’s pada acara amal “Peduli Anak Indonesia” yang diadakan oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag) pada 2016. Hasil dari lelang itu disalurkan untuk membantu beberapa sekolah dasar (SD) di Kota Kupang, NTT.  

Artikel ini dibuat dari berbagai sumber