Kaligrafi Tiongkok

Ilustrasi infeksi flu burung (Foto: dragana991 via Getty Images)

Flu merupakan penyakit yang sangat mudah menular dan menginfeksi, salah satunya lewat percikan air liur di udara. Tidak hanya manusia, ternyata flu juga bisa menyerang unggas.

Belakangan ini, peternak unggas harus kembali waspada dengan potensi penularan virus H5N1 yang menyebabkan Avian Influenza (AI) atau flu burung.

Flu burung adalah tipe influenza yang menular pada unggas, tetapi pada beberapa kasus flu burung juga bisa menjangkit manusia.

Mengutip dari National Health Service (NHS), ada beberapa tipe virus flu burung yang sudah terdeteksi dan menimbulkan kekhawatiran karena bisa menginfeksi manusia. Di antaranya adalah virus H5N1, H7N9, H5N6, H5N8, dan H10N3.

Meskipun virus ini tidak mudah menginfeksi manusia dan biasanya tidak menular antarmanusia, tetapi Sahabat DAAI tetap perlu waspada.

 

Penularan Flu Burung

Sebagian besar jenis flu burung hanya bisa menyerang dan menular pada unggas, baik unggas liar maupun peternakan seperti ayam, bebek, angsa, dan burung.

Umumnya, unggas yang terinfeksi flu burung akan mengeluarkan virus melalui air liur, lendir, dan kotorannya.

Seseorang dapat tertular virus ini, saat tidak sengaja menelan atau menghirup percikan cairan tubuh atau kotoran unggas yang terinfeksi.

Tidak hanya itu, penularan juga bisa terjadi saat seseorang menyentuh mata, hidung, atau mulut menggunakan tangan yang sudah terkontaminasi virus flu burung.

Meskipun sangat jarang terjadi, tetapi flu burung juga bisa menular antarmausia dan menimbulkan banyak gejala.

 

Gejala Flu Burung Pada Manusia

Saat terinfeksi flu burung, ada beberapa gejala yang umumnya dirasakan tubuh. Misalnya, suhu tubuh meningkat tinggi, panas, menggigil, nyeri otot, sakit kepala, batuk, sakit tenggorokan, hidung berair, atau sesak napas.

Gejala umum lainnya, termasuk diare, meriang, muntah, sakit perut, nyeri dada, pendarahan hidung dan gusi, dan mata merah (konjungtivitis). Biasanya, gejala pertama akan muncul setelah 3-5 hari seseorang terinfeksi flu burung.

Setelah gejala muncul, dalam beberapa hari bisa terjadi komplikasi yang lebih parah dan bisa berkembang. Misalnya, seperti radang paru-paru, kejang, gangguan saraf, dan sindrom gangguan pernapasan akut.

 

Pencegahan Penularan Flu Burung

Pasar yang menjual unggas hidup, bisa berpotensi menjadi sumber adanya flu burung. Terlebih jika kebersihannya tidak terawat.

Jika Sahabat DAAI sedang bepergian ke luar kota, sebaiknya hindari kontak atau kunjungan ke wilayah tersebut.

Sahabat DAAI tidak akan tertular flu burung saat memakan masakan berbahan unggas atau telur unggas, bahkan di daerah dengan wabah flu burung. Namun, Sahabat DAAI perlu memastikan masakan tersebut dimasak dengan benar dan matang.

Untuk mencegah penularan flu burung, Sahabat DAAI harus rajin mencuci tangan menggunakan air hangat dan sabun, khususnya sebelum dan setelah melakukan kontak dengan unggas mentah

Selain itu, gunakan alat masak yang berbeda untuk makanan matang dan mentah, pastikan daging telah dimasak sampai matang dan mengepul, serta hindari kontak dengan burung dan unggas hidup.

Sahabat DAAI juga perlu menghindari kontak dekat atau sentuhan pada kotoran unggas, atau unggas yang sakit dan telah mati, hindari bepergian ke pasar hewan atau peternakan unggas, hindari membawa unggas hidup bepergian ke banyak tempat, hindari konsumsi daging mentah atau kurang matang, serta hindari konsumsi telur mentah.

Jangan lupa selalu gunakan masker saat berada di tempat umum, serta rutin mengikuti vaksinasi flu setiap tahunnya. Pasalnya, sampai saat ini belum ada vaksin khusus untuk mencegah flu burung.

 

Pengobatan Flu Burung

Jika Sahabat DAAI merasakan beberapa gejala tersebut setelah melakukan kontak dengan unggas, segera pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan. Gunakan antivirus untuk mencegah komplikasi dan mengurangi risiko berkembangnya penyakit menjadi lebih parah.

Nantinya, dokter akan melakukan beberapa tes untuk memastikan infeksi flu burung. Misalnya seperti kultur swab pada hidung dan tenggorokan, tes PCR, tes darah, hingga rontgen.

Jika dokter mendeteksi adanya virus flu burung dalam tubuh, biasanya pasien akan dianjurkan untuk tetap berada di rumah. Pasien flu burung juga bisa mengisolasi diri di rumah sakit jika diperlukan.

Umumnya beberapa obat antivirus yang kerap digunakan untuk mengatasi flu burung, adalah oseltamifir, zanamivir, peramivir, amantadine, dan rimantadine.

Obat-obatan tersebut, bisa membantu meredakan gejala, mencegah komplikasi, dan meningkatkan peluang pasien untuk sembuh.

Meski demikian, pengobatan untuk menangani flu burung tentu bisa berbeda-beda, tergantung pada gejala yang dialami pasien.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini: