
Sumber Gambar : Canva Pro
Penulis : Grace Kolin
Sayuran adalah makanan yang kaya akan manfaat, namun tidak semua anak menyukai sayuran. Fenomena ini terjadi pada anak-anak di berbagai belahan dunia dan sering menjadi masalah klasik di kalangan orangtua.
Menurut hasil survei yang dilakukan Vouchercloud di Britania Raya pada 2014, hanya satu dari lima anak Britania Raya yang mengonsumsi sayuran secara harian. Sementara di Australia, hanya 1% dari total populasi anak-anak dan remaja disana yang memenuhi asupan sayuran yang direkomendasikan setiap harinya (Dietitians Association Australia, 2017). Mengapa kebanyakan anak-anak tidak menyukai sayuran? Dilansir dari laman carlsbadfoodtours.com ada beberapa sebab yang memungkinkan:
- Food neophobia
Fobia terhadap makanan baru atau yang juga dikenal sebagai food neophobia adalah perilaku yang normal pada balita. Perilaku ini akan memuncak ketika anak menginjak usia dua hingga enam tahun.
- Rasa yang tidak enak
Rasa sayur yang pahit menjadi salah satu alasan anak susah makan sayur. Rasa pahit ini berasal dari salah satu zat yang terkandung dalam sayuran, yaitu fitonutrien, Zat ini hadir sebagai bentuk pertahanan diri sayur dari serangan bakteri, jamur, serangga dan ancaman lainnya.
- Lebih suka rasa makanan yang manis ketimbang pahit
Di zaman prasejarah, nenek moyang manusia yang memakan makanan yang pahit dan asam cenderung jadi sakit keras dan bahkan meninggal. Sementara ketika mengonsumsi makanan yang manis, tidak ada yang terjadi pada mereka. Ini juga yang menjadi alasan bagi produsen makanan dalam mengembangkan cara untuk mengurangi atau menghilangkan bahan yang terasa pahit pada makanan mereka. Tujuannya, agar produk mereka bisa diterima oleh konsumen.
- Kesan pertama
Manusia tidak berharap untuk menyukai sesuatu yang diberikan padanya waktu pertama kali, terlebih jika rasanya tidak enak. Seringkali mereka menjadi peka terhadap rasa yang tidak enak karena terpapar oleh rasa itu berulang kali. Hal yang sama juga berlaku pada anak-anak. Mereka butuh mencoba makanan baru setidaknya 10 sampai 15 kali sebelum benar-benar menerimanya.
Menurut laman tersebu, jika anak-anak kekurangan asupan sayur harian di masa tumbuh kembangnya, maka mereka akan mengalami sejumlah masalah kesehatan seperti obesitas, konstipasi, infeksi, hingga tumbuh kembang yang terganggu. Lantas, bagaimana cara yang tepat untuk menghadapi anak yang susah makan sayur? Berikut lima tips yang dapat diterapkan orangtua di rumah menurut laman hellosehat.com:
- Sajikan sayuran sejak dini.
- Tawarkan semua jenis sayuran.
- Jangan menyembunyikan sayuran.
- Tambahkan sayuran ke makanan yang disukai anak.
- Jadi teladan makan sayur bagi anak.
Dengan melakukan berbagai upaya tersebut, bukan tidak mungkin anak dapat menjadi terbiasa untuk mengonsumsi sayur. Contohnya seperti Kawa dan Tabi, anak dari seorang publik figur, Andien Aisyah. Mereka gemar menyantap sayur yang disajikan di meja makan. “Aku percaya kebiasaan tumbuh dari hal kecil yang dilakukan berulang-ulang. Termasuk dalam berbagi selada yang terhidang di atas meja,” tulis Andien di caption salah satu konten yang ia unggah di Instagram.
Artikel ini dibuat dari berbagai sumber