Fenomena Remaja Jompo.

Sumber Gambar : Canva Pro

Penulis : Grace Kolin

Pernahkah Anda mendengar istilah remaja jompo?

Remaja jompo kerap digambarkan sebagai sosok anak muda yang mudah merasa lelah, pegal-pegal, dan sakit punggung. Padahal mereka baru saja melakukan aktivitas sebentar. Selain itu mereka juga lumayan sering menggunakan minyak angin, minyak kayu putih, koyo, balsam serta menyediakan pesediaannya kala pegal dan cepat lelah menyerang.

Dilansir dari thephrase.id, ada beberapa faktor yang menyebabkan fenomena remaja jompo:

  • Kurang berolahraga

Masa pandemi Covid-19 sempat membuat masyarakat harus menjalankan seluruh kegiatannya dari rumah. Akibatnya, para remaja menjadi kurang berolahraga, terutama dalam melakukan olahraga otot inti. Hal ini menyebabkan otot inti mungkin tidak menopang tulang belakang dengan cukup baik, sehingga menimbulkan rasa sakit. 

  • Anemia

Anemia atau sering disebut dengan kurang darah menjadi salah satu penyebab remaja sering merasa lelah, mudah lemas dan tidak bisa berkonsentrasi.

  • Tekanan darah rendah

Hipotensi ortostatik bisa menyebabkan gejala lemas dan pusing. Kondisi ini terjadi ketika seseorang berdiri dari posisi duduk atau berbaring. Darahnya akan mengalir ke kaki karena gaya gravitasi, kemudian mengakibatkan sirkulasi darah ke jantung berkurang dan tekanan darah pun jadi turun.

  • Stres

Stres juga dapat menjadi salah satu faktor yang mengakibatkan remaja mudah merasa lelah serta sakit. Menurut The Deloitte Global 2021 Millennial and Gen Z Survey, pandemi berdampak secara signifikan terhadap kesehatan mental remaja. Sebanyak 41% generasi milenial dan 46% Gen Z mengatakan bahwa mereka merasa stres sepanjang atau sebagian besar waktu.

Berikut beberapa tips yang dapat dilakukan untuk mengatasi maupun mencegah fenomena remaja jompo menurut laman tersebut:

  • Olahraga secara rutin.
  • Menjaga sikap positif.
  • Menerima bahwa ada peristiwa yang tidak dapat dikendalikan.
  • Belajar untuk mengatur waktu lebih efektif.
  • Luangkan waktu untuk melakukan hobi dan kegiatan yang diminati.
  • Jangan mengandalkan alkohol, obat-obatan, atau perilaku kompulsif untuk mengurangi stres.
  • Luangkan waktu yang cukup dengan orang-orang yang tercinta.
  • Mencari perawatan dengan psikolog atau profesional kesehatan mental lainnya yang terlatih dalam manajemen stres.

Artikel ini dibuat dari berbagai sumber