Perempuan yang cepat mengalami haid pertama.

Sumber Gambar : Canva Pro

Penulis : Grace Kolin

Melansir dari hellosehat.com, normalnya menarche atau menstruasi terjadi pada usia 10-14 tahun. Namun, bagaimana dengan perempuan yang mengalami menstruasi di usia dini? Ada anggapan yang menyatakan bahwa semakin dini usia perempuan mendapatkan haid pertamanya, maka semakin cepat pula ia memasuki masa menopause. Apakah anggapan ini benar?

Berdasarkan hasil studi yang dimuat pada laman npr.org, wanita yang mendapatkan menstruasi pertama ketika mereka berusia 11 tahun atau lebih muda akan lebih mungkin mengalami menopause sebelum usia 40 tahun. Risiko yang sama juga akan dihadapi perempuan yang mengalami menstruasi dini dan tidak memiliki anak.

Studi tersebut mengumpulkan data dari sembilan studi dan 51.540 responden wanita di Australia, Inggris, Denmark dan Jepang serta telah diterbitkan oleh jurnal Human Reproduction edisi awal tahun 2018. Hasil studi tersebut menyebutkan bahwa para responden yang mengalami haid di usia 11 tahun atau lebih awal akan memiliki peluang sebesar 80% mengalami menopause dini.

Perempuan yang mengalami menopause biasanya akan mengalami beberapa gejala yang tidak diinginkan, seperti hot flashes (perasaan panas pada tubuh), mudah lelah, hingga berkurangnya kepadatan tulang. Dengan mengalami menopause dini akan dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan yang lebih serius, seperti sindrom ovarium polikistik, gangguan jantung, diabetes dan endometriosis.

Itu sebabnya para peneliti mengingatkan kepada para perempuan akan pentingnya mewaspadai menstruasi dini sebagai faktor risiko kesehatan yang potensial. “Selain waspada terhadap menstruasi dini, perempuan juga harus waspada dengan faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi terjadinya menopause, seperti usia dari ibu perempuan saat ia mengalami menopause, jumlah anak yang dimiliki, dan gaya hidup seperti merokok. Dengan mengetahui hal ini, para dokter akan sangat terbantu dalam mengantisipasi masalah kesehatan sebelum perempuan tersebut berhenti menstruasi,” ujar Gita Mishara, profesor di bidang epidemiologi dari University of Queensland, Australia, sekaligus orang yang pemimpin studi tersebut.

Artikel ini dibuat dari berbagai sumber