Penulis: Grace Kolin
Di Tembung, Kecamatan Percut Sei Tuan, Deli Serdang, Sumatera Utara, seorang ibu rumah bernama Aipipih bersama dengan keluarganya mewakafkan sebagian dari rumahnya untuk dijadikan sekolah bernama Rumah Ngaji Al Farizi pada tahun 2019 karena prihatin melihat kondisi anak-anak usia sekolah dari keluarga prasejahtera di lingkungannya yang kurang mendapatkan pendidikan agama.
“Walaupun di sini banyak pesantren, terus banyak sekolah-sekolah yang istilahnya mahal, tapi kan kalau pilihan dari lingkungan di sekitar sini, mungkin kalau mempesantrenkan anaknya ke tempat yang mahal itu kan gak mampu lha istilahnya. Nah, saya berpikir disitu apalah kegiatan supaya anak-anak ini bisa mengenyam pendidikan walaupun tidak mesti harus ke pesantren tapi di sini bisa dia menuntut ilmu, terutama agama,” kata Aipipih selaku pendiri Rumah Ngaji Al Farizi
Anak-anak yang belajar di rumah ngaji ini tidak dibebankan biaya. Keseluruhan dana operasional ditanggung oleh Aipipih dan keluarganya serta donasi dari para donatur. Meski di tengah keterbatasan fasilitas belajar, anak-anak mengaji dengan penuh semangat dari hari Senin hingga Sabtu.
Lebih kurang ada 90 anak yang belajar di sini dengan rata-rata usia 4 hingga 16 tahun. Mereka belajar banyak hal, mulai dari belajar iqro, membaca Alquran, hingga menulis dan membaca huruf hijaiyah (huruf Arab).
Rini Aulia adalah salah satu anak yang belajar di Rumah Ngaji Al Farizi. Selama 1 tahun lebih ia belajar mengaji di tempat ini, ia sudah bisa memahami ilmu tajwid dan dapat membaca Alquran dengan lancar. “Alhamdulillah, saya sudah lancar baca Alquran. Ilmu tajwidnya juga saya sudah mengerti dan lebih tertariklah,” ujar Rini.
Para orang tua seperti Usmadi Bondan juga merasakan perbedaan setelah anak-anaknya belajar ilmu agama di Rumah Ngaji Al Farizi. Selain menjadi bisa membaca Alquran, anak-anaknya juga menjadi lebih disiplin dan menunjukkan sikap yang lebih baik, “Biasa kami selaku orang tua mengajarkan ayat-ayat pendek dan kami tes anak-anak itu, anak-anak kami, coba baca dulu ayat-ayat pendek, agak kekurangan. Tapi saat adanya rumah ngaji ini, alhamdulillah mereka sudah lancar-lancar ayat-ayat pendek,” terangnya.
Rumah Ngaji Al Farizi juga membuka les khusus bagi anak-anak yang belum pandai membaca. Kegiatan ini diadakan sejak Senin sampai Jumat, mulai pagi hingga sore tergantung jam sekolah anak. “Mudah-mudahan anak-anak yang punya ilmu tapi berakhlakul karimah memiliki sifat beragama yang tinggi,” pungkas Aipipih.