Penulis : Grace Kolin
Sebagian orangtua kerap waswas dengan kondisi anak yang susah makan. Mereka khawatir jika jika anak mereka tidak makan dengan cukup, maka kemungkinan anaknya tidak akan tumbuh dengan baik atau maksimal. Menurut psikolog Artafanti M.Psi. dalam tayangan Bincang Sehati DAAI TV, orangtua perlu mengenal karakteristik makan anak sebagai salah satu cara dalam mengatasi masalah anak susah makan.
“Ada anak yang makan itu butuh diam, tidak ada suara, ada ada yang justru kalau ramai, kalau dipancing dengan suara saat makan, itu baru mau makan. Ada yang secara visual itu memang harus menarik. Ada yang secara bergerak, dia harus pegang macem-macem. Mungkin kayak anaknya suka pegang sendok, sendoknya banyak gitu ya. Jadi bawa makan itu sendoknya harus tiga gitu. Karena satu dipegang, satunya lagi dimain-mainkan, atau perlu ada finger food juga yang dia bisa pegang gitu ya,” imbuh Artafanti.
Selain mengetahui karakteristik makan anak, ada beberapa 5 cara lain dapat dilakukan untuk mengatasi anak susah makan:
1. Berikan makanan dalam porsi yang kecil
Setiap anak memiliki karakteristik makannya masing-masing. Ada anak yang bisa makan dalam porsi kecil dan ada pula anak yang dapat makan dalam porsi besar. Karakteristik makan anak dengan porsi yang kecil cocok dengan porsi makan yang sedikit namun sering. Karena itu, mereka memiliki jadwal makan yang lebih padat ketimbang anak dengan porsi makan yang besar. “Misalnya 3 jam sekali, jadi ibu bisa memberikan jadwal seperti itu,” tutur Artafanti.
2. Buat jadwal makan
Menurut Artafanti, membuat jadwal makan juga merupakan strategi yang penting. Saat anak masih kecil, ia belum memiliki jadwal makan yang signifikan dikarenakan variasi makanan yang masih sedikit, seperti ASI atau susu. Seiring dengan tumbuh kembangnya, anak akan belajar untuk merasakan rasa lapar. Ia juga akan belajar bahwa sumber makanannya tidak hanya berasal dari susu.
Karena ada baiknya orangtua membuatkan jadwal makan untuk anak mereka. “Jadwal ini penting sekali ada, untuk dia juga tahu kalau jadinya oh, aku ternyata ada rasa lapar itu tadi. Terus bahwa makanan itu bisa buat aku kenyang gitu. Nah jadwal ini juga penting supaya dia tahu bahwa dia punya jadwal-jadwal terprediksi tiap hari,” kata Artafanti.
Dengan adanya jadwal makan yang terprediksi setiap harinya, anak tidak akan merasa kaget dalam menjalani rutinitasnya, termasuk rutinitas dalam makan. Keberadaan jadwal makan juga dapat membantu meningkatkan kemandirian anak.
3. Sajikan makanan dengan tampilan menarik
Bagi anak yang menganggap penampilan atau visual dari makanan sebagai hal yang penting, maka butuh usaha lebih dari kreativitas orangtua dalam menyajikan makanan. Tidak hanya menarik dan penuh warna, namun juga memerhatikan apakah kandungan, warna dan rasa makanan cocok atau tidak dengan anak.
4. Variasikan makanan dengan beragam rasa
Keberadaan rasa yang beragam dalam makanan tergolong penting, selain agar anak dapat mengenal ragam rasa dari makanan, mereka juga dapat mengetahui seperti apa pilihan makanannya dan kebiasaan makannya kelak.
5. Memvariasikan makanan anak dengan makanan favorit mereka.
Contoh dari cara ini dapat dipraktikkan dengan memvariasikan bahan makanan menjadi bentuk atau menu yang disukai si Kecil. Seperti mengolah sayuran menjadi bakwan untuk anak yang tidak terlalu suka makan sayuran. Tidak menutup kemungkinan, untuk anak yang menyukai telur, orangtua juga dapat memasukkan sayuran di dalam olahan makanannya.
Dalam menghadapi anak yang susah makan, memang diperlukan usaha yang lebih dari orangtua untuk terus mencoba berbagai cara agar anaknya bisa makan makanan apapun yang disajikan. Meski begitu, Artafanti berpesan agar jangan sampai kegiatan makan menjadi sebuah paksaan bagi anak, karena setiap anak berhak untuk memilih makan atau tidak. Jika anak terlalu dipaksakan untuk makan, maka ia akan memiliki pengalaman makan yang tidak menyenangkan nantinya.