
Ilustrasi virus nipah (Foto: jarun011 via Getty Images)
Virus Nipah kembali melanda negara bagian Kerala, India, bahkan mengakibatkan dua orang meninggal dunia. Ini adalah keempat kalinya virus Nipah mewadah di Kerala sejak 2018 lalu.
Virus Nipah adalah jenis virus zoonotik yang menular dari hewan ke manusia. Virus Nipah termasuk ke dalam genus Henipavirus dan famili Paramyxoviridae.
Mengutip dari situs Kementerian Kesehatan (Kemenkes), penyakit ini dapat ditularkan dari hewan, baik hewan liar maupun domestik, dengan kelelawar buah sebagai host alamiahnya. Selain itu, virus Nipah juga dapat menginfeksi beberapa hewan seperti babi, kuda, kambing, domba, kucing, dan anjing.
Pada 30 Agustus 2023, India melaporkan dua kasus kematian akibat virus Nipah ini. Kemudian, pada Rabu (13/9) sebanyak 706 warga, termasuk 153 di antaranya petugas kesehatan India telah menjalani tes untuk mengetahui kemungkinan penularan virus ini.
Penyakit Baru?
Penyakit yang disebabkan oleh virus Nipah, pertama kali diidentifikasi berdasarkan laporan wabah yang terjadi pada peternak babi di sebuah desa di Sungai Nipah, Malaysia, pada tahun 1998-1999 yang berdampak hingga Singapura.
Dari wabah tersebut, dilaporkan 276 kasus konfirmasi dengan 106 kematian (Case Fatality Rate/CFR: 38,41%).
Gejala Infeksi Virus Nipah
Seseorang yang terinfeksi virus Nipah akan mengalami gejala yang bervariasi dari tanpa gejala (asimptomatis), infeksi saluran napas akut (ISPA) ringan atau berat, hingga ensefalitis fatal. Pasien yang terinfeksi awalnya akan mengalami gejala seperti demam, sakit kepala, mialgia (nyeri otot), muntah, dan nyeri tenggorokan.
Gejala ini dapat diikuti dengan pusing, mudah mengantuk, penurunan kesadaran, dan tanda-tanda neurologis lain yang menunjukkan ensefalitis akut.
Beberapa orang juga dapat mengalami pneumonia atopik dan gangguan saluran pernapasan berat. Pada kasus yang berat, ensefalitis dan kejang akan muncul dan dapat berlanjut menjadi koma dalam 24-48 jam hingga kematian.
Waktu timbul gejala umumnya 4-14 hari setelah terpapar virus Nipah. Namun, terdapat laporan masa inkubasi hingga 45 hari. Adapun rata-rata angka kematian diperkirakan berkisar 40%-75%.
Rata-rata tersebut dapat berbeda, tergantung pada kemampuan wilayah setempat dalam melakukan penyelidikan epidemiologi, surveilans, dan manajemen klinis kasus.
Penyebab Penyakit Virus Nipah
Seseorang dapat tertular virus Nipah melalui beberapa hal berikut.
1. Kontak langsung dengan hewan, termasuk zat ekskresi atau sekresi seperti urine, air liur, darah, atau sekresi pernapasan yang terinfeksi virus Nipah.
2. Konsumsi daging mentah dari hewan yang terinfeksi, atau produk makanan mentah yang telah terkontaminasi dengan cairan tubuh dari hewan terinfeksi. Misalnya, seperti nira sawit atau buah yang terkontaminasi kelelawar buah yang terinfeksi.
3. Kontak dengan orang yang terinfeksi atau cairannya, seperti droplet, urine, atau darah. Penularan dari manusia ke manusia umumnya terjadi pada keluarga atau tenaga kesehatan yang merawat pasien terinfeksi.
Faktor Risiko
Setiap orang dari segala usia, ras, kelompok etnis, dan jenis kelamin berpotensi terpapar virus Nipah ketika memiliki potensi kontak dengan hewan atau pasien terinfeksi.
Meski demikian, terdapat beberapa pekerjaan atau kelompok berisiko yang memungkinkan seseorang terinfeksi penyakit virus Nipah.
1. Peternak babi atau petugas pemotong babi pada area peternakan yang dekat dengan populasi kelelawar buah.
2. Pengumpul nira/aren atau buah-buahan lain yang kemungkinan dikonsumsi kelelawar buah.
3. Petugas kesehatan yang melakukan perawatan terhadap pasien terinfeksi virus Nipah.
4. Tenaga laboratorium yang melakukan pengelolaan spesimen pasien terinfeksi virus Nipah.
5. Keluarga atau kerabat yang merawat pasien terinfeksi virus Nipah.
Pengobatan
Jika terdiagnosis penyakit virus Nipah, nantinya dokter atau tenaga kesehatan akan menentukan mekanisme pengobatan yang sesuai dengan kondisi masing-masing pasien.
Meski demikian, sampai saat ini belum ada pengobatan spesifik untuk penyakit virus Nipah. Pengobatan yang ada, hanya ditujukan sebagai terapi suportif dan simptomatik untuk meredakan gejala yang dialami, seperti infeksi pernapasan dan komplikasi neurologis.
Cara Mencegah Penularan Virus Nipah
Pencegahan terhadap penyakit virus Nipah bisa dilakukan melalui beberapa langkah berikut.
1. Tidak mengonsumsi nira/aren langsung dari pohonnya karena kelelawar dapat mengontaminasi sadapan aren/nira pada malam hari. Oleh karena itu, perlu dimasak sebelum dikonsumsi.
2. Cuci dan kupas buah secara menyeluruh. Lalu buang buah yang memiliki bekas gigitan kelelawar.
3. Hindari kontak dengan hewan ternak yang kemungkinan terinfeksi virus Nipah. Apabila terpaksa harus melakukan kontak, maka gunakanlah alat pelindung diri (APD).
4. Menggunakan sarung tangan saat menangani hewan ternak.
5. Bagi tenaga kesehatan dan keluarga yang merawat serta petugas laboratorium yang mengelola spesimen pasien terinfeksi, terapkan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) dengan benar.
6. Terapkan perilaku hidup bersih dan sehat seperti membersihkan tangan secara teratur, etika bersin.
Bisa Masuk ke Indonesia?
Virus Nipah berpotensi masuk ke Indonesia. Namun, Indonesia masih kesulitan dalam mendeteksi virus baru.
Meski demikian, masyarakat wajib waspada karena kelelawar buah sendiri juga ada di Indonesia.
Sampai saat ini, belum dilaporkan kasus konfirmasi penyakit virus Nipah pada manusia di Indonesia.
Namun, beberapa penelitian atau publikasi telah menemukan adanya temuan virus Nipah pada kelelawar buah (genus Pteropus) pada beberapa negara termasuk Indonesia.