Kaligrafi Tiongkok

Pembukaan Asian Games 2022 (Foto: AP Photo Louise Delmotte)

Perhelatan Asian Games 2022 di Hangzhou, Tiongkok, resmi dibuka dengan menampilkan budaya Tiongkok yang dikemas secara futuristik menggunakan teknologi augmented reality (AR).

Asian Games 2022 dibuka oleh Presiden Tiongkok Xi Jinping dan akan berlangsung hingga 8 Oktober 2023 mendatang.

Mengutip dari Global Times, pembukaan ajang pesta olahraga terbesar di Asia ini mengimplementasikan beberapa teknologi futuristik, misalnya seperti kembang api AR dan desain pencahayaan obor digital.

Implementasi teknologi tinggi ini, telah memenuhi janji Tiongkok sebagai tuan rumah yang berkomitmen untuk menekan emisi karbon, sehingga menampilkan upacara pembukaan yang sustainable dan cerdas.

Selain desain yang futuristik, upacara pembukaan Asian Games 2022 juga menampilkan visual situs-situs bersejarah di Tiongkok seperti Situs Liangzhu, serta budaya klasik Tiongkok seperti Opera Yueju.

Sosiolog budaya Chu Xin mengatakan, bahwa sarana teknologi tersebut merupakan contoh untuk menunjukkan bagaimana Tiongkok modern mampu memberikan ekspresi inovatif dari budaya historisnya.

“Upacara pembukaan yang futuristik nan klasik ini, dapat menunjukkan kepada masyarakat dunia bahwa pertumbuhan sosial dan budaya modern Tiongkok akan selalu sejalan dengan kedalaman sejarah negara ini,” ujar Xin dikutip dalam keterangannya, Rabu (27/9).

Tema Asian Games 2022

Asian Games Hangzhou tahun ini mengusung tema ” Tides Surging in Asia” atau “Gelombang Pasang di Asia” yang terinspirasi dari pepatah Tiongkok berbunyi, “Beberapa aliran sungai mengalir satu sama lain dan bergelombang menjadi gelombang”.

Di dalam upacara pembukaan, air dalam segala bentuknya ditampilkan secara mencolok, sehingga menampilkan berbagai pertunjukan yang menonjolkan rangkulan hangat Tiongkok terhadap berbagai negara Asia.

Salah satu pertunjukan yang ditampilkan, adalah The Surging Tides of Qiantang. Pertunjukan yang terinspirasi dari atraksi wisata alam yang paling terkenal di Hangzhou, yaitu Sungai Qiantang.

Sungai ini dikenal memiliki pasang surut yang sangat besar, bersama dengan tradisi pengamatan pasang surut yang sudah berlangsung lama yang dimulai pada masa dinasti Han (206 SM-220 M) dan Wei (220 SM-265 SM).

Selama pertunjukkan, pasang surut Sungai Qiantang diproyeksikan dalam gambar digital besar di lantai tempat pertunjukan. Termasuk menunjukkan kepada penonton adegan paling ikonik dari pasang surut Qiantang, seperti pasang sisik ikan, pertunjukan ini juga menyertakan dua penunggang ombak.

Melalui dukungan perangkat kawat 3D yang inovatif, kedua penunggang ombak ini mampu melayang di atas tanah. Interaksi kedua penampil dengan air pasang melambangkan keberanian dan keteguhan hati yang merupakan bagian dari semangat atletik.

Arsitektur Bersejarah

Xiong Gang, seorang ahli budaya rakyat Tiongkok mengatakan, menunggang ombak adalah olahraga kompetitif di kalangan masyarakat Tiongkok kuno. Olahraga ini juga mencerminkan filosofi Tiongkok kuno yang menghargai keharmonisan antara manusia dan alam.

Papan pengumuman di Asian Games Hangzhou didesain agar terlihat seperti kipas tradisional Tiongkok, lengkap dengan ukiran bunga peony yang dibuat dengan menggunakan teknik lukis kuas Tiongkok. Namun, seluruh kipas tersebut dibuat melalui pencetakan 3D digital.

Jembatan Gongchen, sebagai bagian dari arsitektur bersejarah Hangzhou, juga ditransformasikan secara digital di atas panggung, dengan sejarah kuno dan modern kota yang disandingkan satu sama lain di kedua ujung jembatan.

Mengikuti kapal yang berlayar di sepanjang jembatan di atas Kanal Beijing-Hangzhou, para penonton dibawa untuk mengikuti transformasi Hangzhou dari “Lin’an” ibu kota Dinasti Song Selatan (1127-1279), menjadi pusat teknologi Tiongkok seperti saat ini.

Sejarah Hangzhou

Sejarah dan warisan budaya Neolitikum Liangzhu yang berusia lebih dari 5.000 tahun di Hangzhou, serta artefak kong giok yang ikonik ikut dipamerkan kepada para pengunjung.

Kong giok adalah sejenis bejana kuno yang melambangkan sistem ritual Tiongkok. Sejumlah instrumen berbentuk kong giok dimasukkan ke dalam panggung, dimainkan sebagai genderang untuk merayakan kedatangan peserta internasional.

Totem kuno dari budaya Liangzhu juga telah ditransfer sebagai “lencana kehormatan” yang ditampilkan di tubuh pembawa obor digital. Desain “manusia obor digital” adalah sorotan utama dari acara pembukaan ini.

Selain elemen historis, layar enam warna yang digantung juga menjadi sorotan utama pada upacara pembukaan untuk menampilkan kemewahan puisi Tiongkok.

Warna merah menyala, kuning laurus, hijau danau dan gunung, ungu pelangi, biru berkilauan, dan putih kabut digunakan untuk merepresentasikan berbagai karya puisi Tiongkok, seperti Memories of Jiangnan yang diciptakan oleh penyair Dinasti Tang, Bai Juyi (772-846).

Ada juga penonton yang memperhatikan penggunaan pola “Plum, Anggrek, Bambu, dan Krisan” yang ditampilkan ketika para atlet memasuki tempat acara.

Keempat tanaman tersebut dijuluki sebagai “Empat Bangsawan” dalam budaya Tiongkok. Pada pembukaan Asian Games 2022, keempat tanaman ini digunakan untuk mengekspresikan apresiasi dan rasa hormat Tiongkok kepada para atlet dunia yang berpartisipasi.

“Saya harap dunia akan sepenuhnya menghargai cara unik dan romantis yang digunakan oleh orang Tiongkok untuk mengekspresikan perasaan kami,” tulis seorang warga di Sina Weibo.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini: