Kaligrafi Tiongkok

Ilustrasi imunisasi rotavirus (Foto: Fat Camera via Getty Images Signature)

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memberikan Imunisasi Rotavirus (RV) secara gratis di puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia untuk mencegah diare pada anak.

Penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan yang besar di Indonesia dan dunia, saat ini diare dapat dicegah dengan imunisasi Rotavirus secara gratis di puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia.

Wakil Menteri Kesehatan RI Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono mengatakan, imunisasi Rotavirus ini diberikan sebanyak tiga dosis. Mulai dari bayi berusia 2 bulan dan maksimal usia 4 bulan dengan interval minimal 4 minggu antardosis.

Pemberian imunisasi Rotavirus tepat waktu, ditujukan untuk memberikan perlindungan sedini mungkin pada bayi dari diare yang disebabkan oleh Rotavirus.

“Imunisasi Rotavirus ini diberikan sebanyak 3 dosis, pada bulan ke-2, bulan ke-3, dan pada bulan ke-4 saat anak-anak tersebut mulai berkembang. Ini karena waktu-waktu itulah anak mulai makan makanan tambahan yang cenderung peluang diare lebih besar,” ujar Dante dikutip dalam keterangannya, Kamis (24/8).

Menurutnya, keberhasilan program imunisasi sangat ditentukan oleh kolaborasi antara pemerintah, profesional kesehatan, organisasi masyarakat sipil, sektor swasta, dan mitra pembangunan kesehatan.

Dengan demikian, dapat mendukung akselerasi transformasi kesehatan, serta mencapai cakupan imunisasi yang tinggi agar dapat semakin memperkuat sistem kesehatan di Indonesia.

Dante juga menjelaskan, ada tiga hal yang dapat dilakukan untuk mendukung program imunisasi ini. Pertama, menyebarkan informasi ini seluas-luasnya pada masyarakat, bahwa diare bisa dicegah dengan imunisasi.

Kedua, melengkapi imunisasi bayi agar menjadi contoh untuk keluarga lainnya. Ketiga, memastikan bahwa anak yang sudah diimunisasi tetap dijaga kebersihan makanan dan rajin cuci tangan.

“Ini penting sekali, semoga dengan tiga hal tersebut kita bisa mencegah diare sebesar-besarnya di Indonesia,” tambah Dante.

Pemberian imunisasi Rotavirus di Indonesia, dilaksanakan secara bertahap dimulai pada tahun 2022 di 21 kabupaten/kota.

Namun, untuk mempercepat penurunan kesakitan dan kematian akibat diare, maka pada tahun ini pemberian imunisasi Rotavirus akan dilaksanakan secara nasional di seluruh Indonesia, baik di daratan maupun di kepulauan.

“Pengenalan tentang imunisasi Rotavirus memang sudah dilakukan sejak 2022. Namun, mulai hari ini kita lakukan pencanangan dan perluasan secara nasional yang dilakukan di Kab. Pangkajene Kepulauan karena memang imunisasi di sini sangat baik, sehingga dapat langsung dimanfaatkan oleh masyarakat,” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu.

Data Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2020 menunjukkan, diare menjadi penyumbang kematian kedua setelah pneumonia (infeksi paru) pada bayi berusia 29 hari–11 bulan, yaitu 9,8%, serta pada kelompok balita berusia 12–59 bulan sebesar 4,5% dari total kematian.

Menurut sumber data Indonesia Rotavirus Surveillance Network 2001-2017, Rotavirus adalah penyebab utama diare berat pada balita, yaitu sekitar 41% sampai 58% dari total kasus diare pada balita yang dirawat inap. Saat ini, 1 dari 8 anak balita menderita diare.

Selain menyebabkan kesakitan dan kematian, diare juga akan menghambat tumbuh kembang seorang anak karena dapat menimbulkan stunting.

Zat mikro yang dibutuhkan oleh tubuh anak untuk tumbuh, akan hilang karena infeksi diare yang berulang dan nilai gizi pada tubuh anak pun akan berkurang. Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 juga menunjukkan prevalensi diare yang tinggi pada balita, yaitu mencapai 9,8%.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini: