Sumber : Independensi

Gizi kurang atau stunting dan gizi lebih atau obesitas masih menjadi permasalah gizi di Indonesia. Guna mencegah anak stunting dan obesitas, ada beberapa hal yang perlu ibu lakukan baik sebelum maupun setelah bayi lahir.

Kedua masalah gizi tersebut memiliki efek jangka pendek dan juga jangka panjang, sebagaimana yang dipaparkan oleh Direktur Kesehatan Gizi Masyarakat RI, Dr. Dhian Probhoyekti, SKM, MA melansir laman kemenkes.go.id

“Dampak masalah gizi stunting dan obesitas berdampak jangka pendek dan jangka panjang karena kedua masalah gizi ini menjadi indikator pembangunan kesehatan bangsa yang berpengaruh terhadap kualitas generasi penerus,” katanya.

Pada saat anak stunting, maka terjadi gagal tumbuh yang ditunjukkan dengan tinggi badan pendek dan perkembangan intelektual terhambat. Dalam jangka panjang dapat menimbulkan dampak pada gangguan metabolik yang meningkatkan risiko individu obesitas, diabetes, stroke, dan jantung. Perbaikan gizi adalah salah satu solusi menurunkan stunting dan mencegah angka obesitas naik.

Penerapan gizi seimbang dilakukan dengan mengkonsumsi aneka ragam makanan, membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat, mempertahankan berat badan normal, dan melakukan aktivitas fisik di semua kelompok umur. Selain itu, Kementerian Kesehatan juga melakukan intervensi spesifik untuk melaksanakan penerapan gizi seimbang.

Intervensi spesifik tersebut adalah :

  • promosi dan konseling pemberian makan bayi dan anak (PMBA),
  • promosi dan konseling menyusui,
  • pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak,
  • pemberian suplemen tablet tambah darah (TTD) bagi ibu hamil dan remaja serta pemberian vitamin A,
  • penanganan masalah gizi dan pemberian makanan tambahan,
  • tatalaksana gizi buruk.

Selain upaya pemerintah, peran keluarga terutama ibu juga sangat penting dalam mencegah anak stunting dan obesitas. Ibu berperan penting dalam menentukan makanan pada saat hamil dan pemberian gizi serta pola asuh pada anak setelah lahir.

Calon ibu disarankan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum hamil dan rutin melakukan pemeriksaan selama kehamilan. Guna mencegah stunting sejak awal maka jangan sampai penambahan berat badan ibu hamil tidak mencukupi. Jadi penambahan berat badan ibu hamil itu adalah faktor utama.

Guru Besar Ilmu Gizi FEMA IPB Prof Dr. Hardiansyah juga menjelaskan ketika bayi lahir, seorang ibu harus memperhatikan berat badan bayi lahir minimal 2,5 kg dengan panjang badan di atas 47 cm. Seorang ibu juga wajib memberikan ASI eksklusif sampai 6 bulan, kalau tidak diberikan ASI eksklusif dan anak mengalami diare berulang itu merupakan pertanda akan terjadi gangguan stunting, apabila tidak segera diatasi.

Sedangkan untuk obesitas, masyarakat perlu memahami penyebab obesitas atau kegemukan. Obesitas bukan hanya disebabkan karena kurang aktivitas fisik dan makanan, orang dewasa atau remaja obesitas bisa terjadi karena stres yang menimbulkan inflamasi yang kemudian berujung pada penumpukan lemak. Selain itu kurang tidur atau kelebihan tidur yang meningkatkan hormon ghrelin juga menjadi penyebab lain yang membuat seseorang selalu merasa lapar.