Kaligrafi Tiongkok

Ilustrasi frozen shoulder (Foto: microgen via Getty Images)

Frozen shoulder adalah nyeri dan kaku di area bahu yang membuat bahu menjadi sangat sulit digerakkan. Frozen shoulder bisa berlangsung sampai bertahun-tahun.

Frozen shoulder paling sering menyerang orang yang berusia antara 40 dan 60 tahun, serta lebih sering terjadi pada wanita daripada pria. Selain itu, penderita diabetes memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami frozen shoulder.

Spesialis Ortopedi dan Traumatologi dari RS St. Carolus Summarecon Serpong dr. Erich Svante Subagio, MPH, Sp.OT., menjelaskan, secara definisi frozen shoulder diartikan sebagai gangguan rentang gerak.

Saat mengalami frozen sehoulder, rentang gerak seseorang akan menjadi sangat terbatas. Pada fase awal, pengidap frozen shoulder akan merasakan nyeri.

Saat rasa nyeri berkurang, pasien akan semakin sulit bergerak dan ruang geraknya menjadi terbatas tanpa disadari.

 

Penyebab Frozen Shoulder

Secara umum, ada dua penyebab frozen shoulder, yakni penyebab primer dan sekunder. Penyebab frozen shoulder primer masih belum dapat dijelaskan secara pasti, sedangkan frozen shoulder sekunder penyebabnya bisa datang dari eksterrnal ataupun internal.

Sebagai contoh frozen shoulder sekunder bisa disebabkan oleh patah tulang lengan, masalah pada bahu, pemulihan setelah operasi, punya riwayat diabetes, gangguan tiroid, gangguan pembuluh darah, penyakit autoimun dan sebagainya.

“Secara statistik, sebesar 30% atau sekitar sepertiga orang yang mengalami frozen shoulder itu ternyata menderita diabetes, baik diabetes tipe 1 maupun tipe 2,” ujar dr. Erich dikutip dari DAAI Family, Kamis (14/9).

Bahu sendiri terdiri atas tulang, otot, sendi, saraf, ligamen, pembuluh darah, dan kapsul sendi yang menyelubungi sendi dan akan menjaga posisi sendi.

Frozen shoulder sendiri, sebetulnya terjadi akibat ada masalah pada kapsul sendinya yang mana dia terjadi beberapa fase proses perjalanan penyakit. Pada dasarnya itu ada tiga fase, yakni freezing, frozen, dan thawing,” ungkapnya.

 

Gejala Frozen Shoulder

Menurut dr. Erich, gejala frozen shoulder bergantung pada fase yang sedang dialami pasien.

Pada fase freezing, akan terjadi inflamasi atau peradangan pada kapsul. Ketika terjadi peradangan, pasien akan merasa nyeri. Biasanya, fase freezing ini akan berjalan selama 3-9 bulan sebelum akhirnya memasuki fase frozen.

“Kemudian, masuk fase frozen atau fase beku. Kenapa dibilang fase frozen? Karena awalnya kapsul sendi yang mengalami peradangan tadi akan melalui serangkaian proses, sehingga akan terbentuk jaringan ikat (fibrosis) dan akan mengganggu pergerakan. Pada fase ini, orang mulai mengalami kekakuan pada sendi yang makin susah digerakkan,” jelas dr. Erich.

Di fase ini, rasa nyeri pada bahu akan berkurang, seiring dengan berkurangnya proses inflamasi. Namun, saat itu proses terbentuknya jaringan ikat akan meningkat, sehingga akan mengalami kekakuan.

Fase frozen biasanya berjalan sekitar 3-12 bulan, serta terkadang agak tumpeng tindih dengan fase pertama. Adapun fase kedua dan fase ketiga ini bisa bertahan bahkan sampai sekitar dua tahun.

Kemudian, pada fase ketiga atau thawing orang akan mengalami resolusi. Pasien akan mulai merasa nyeri mereda dan kekakuan berkurang, sehingga mereka berasumsi bahwa keadaanya sudah normal lagi.

“Fase thawing itu memang terasa normal, nyeri turun, proses terbentuknya jaringan ikat menurun, rentang gerak kembali normal. Namun, pada fase thawing ini sebetulnya rentang gerak tidak pernah kembali 100% seperti normal. Pasti akan tersisa bagian di mana pasien tidak bisa mencapai rentang gerak luas, jadi akan jauh berbeda dengan yang sebelumnya,” kata dr. Erich.

 

Pengobatan Frozen shoulder

Sebagian besar perawatan frozen shoulder melibatkan pengendalian nyeri bahu dan mempertahankan rentang gerak bahu.

Obat pereda nyeri seperti aspirin dan ibuprofen (Advil, Motrin IB, dan lainnya), dapat membantu mengurangi rasa sakit dan peradangan yang terkait dengan bahu beku.

Di dalam beberapa kasus, petugas kesehatan mungkin akan meresepkan obat pereda nyeri dan antiinflamasi yang lebih kuat. Pasien juga bisa menjalani terapi fisik untuk membantu memulihkan ruang gerak bahu.

Sebagian besar kasus frozen shoulder akan membaik dengan sendirinya dalam waktu 12-18 bulan. Untuk gejala yang parah atau menetap, ada beberapa opsi pengobatan seperti berikut.

  1. Suntik steroid: Menyuntikkan kortikosteroid ke dalam sendi bahu dapat membantu mengurangi rasa sakit dan meningkatkan mobilitas bahu, terutama jika diberikan segera setelah mengalami frozen shoulder.
  2. Hidrodilatasi: Menyuntikkan air steril ke dalam kapsul sendi, dapat membantu meregangkan jaringan dan mempermudah pergerakan sendi. Hal ini kadang-kadang dikombinasikan dengan suntikan steroid.
  3. Manipulasi bahu: Prosedur ini melibatkan anestesi umum, sehingga pasien tidak akan sadar dan tidak merasakan sakit. Kemudian, dokter akan menggerakkan sendi bahu ke berbagai arah untuk membantu melonggarkan jaringan yang menegang.
  4. Pembedahan: Pembedahan untuk kasus frozen shoulder umumnya merupakan opsi terakhir yang jarang dilakukan. Prosedur pembedahan dapat mengangkat jaringan parut dari dalam sendi bahu.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini: